Peran Indonesia dalam Mewujudkan Net Zero Emission

Peran Indonesia dalam Mewujudkan Net Zero Emission

Dalam mewujudkan net zero emission (emisi nol bersih), seluruh elemen yang ada di Indonesia memiliki peran penting. Mulai dari pemerintah, pelaku usaha hingga masyarakat. Semua elemen ini seyogyanya bersatu pada untuk berkolaborasi dengan peran masing-masing yang dimilikinya.

Peran Pemerintah

Pemerintah sebagai pengampu kebijakan memiliki peranan dalam mewujudkan net zero emission, baik dalam membentuk kerangka kebijakan maupun mendukung investasi hijau di Indonesia.

Pembentuk kerangka kebijakan 

Peran pemerintah dalam membentuk kerangka kebijakan dapat berupa mengenmbangkan strategi nasional dan kerangka kebijakan yang mendukung Indonesia mencapai tujuan net zero emission, termasuk strategi Low Carbon and Climate Resilience 2050 (LTS-LCCR) dan the Nationally Determined Contributions (NDCs) yang diatur dalam Paris Agreement.

Selain itu, pemerintah juga dapat mengatur kebijakan rendah karbon untuk mewujudkan net zero emission dengan membuat peraturan. Saat ini, indonesia telah memiliki kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Presiden No. 112 Tahun 20222 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik. 

Regulasi tersebut mengatur tentang penghentian bertahap pembangkit listrik tenaga batu bara, dan mendukung penggunaan energi terbarukan. Dalam Peraturan Presiden No. 112 tahun 2022 tersebut juga mengatur tentang pengukuran penghentian dini dari pembangkit listrik tenaga batu bara dan moratorium proyek pembangkit listrik yang menggunakan batu bara, kecuali dalam kondisi tertentu yang diatur dalam peraturan tersebut.

Selain kebijakan percepatan energi terbarukan, pemerintah berdasarkan Peraturan OJK No. 14 Tahun 2023 tentang Perdagangan Karbon melalui Bursa Karbon. Peraturan ini mengenalkan terkait mekanisme perdagangan karbon bagi sektor usaha yang menghasilkan jejak karbon lebih dari batas yang ditentukan.

 Mendukung Investasi Hijau

Pemerintah memiliki peran penting dalam memfasilitasi pembiayaan hijau. Dengan bekerja sama dengan partner internasional dan institusi keuangan, pemerintah dapat mengamankan dana untuk proyek dan infrastruktur energi terbarukan dalam mendukung langkah transisi energi.

Selain itu, kolaborasi antara perusahaan BUMN/BUMD dengan perusahaan swasta untuk mengembangkan proyek energi terbarukan dalam skala besar. Hal ini dapat menjadi salah satu bentuk public private partnership di bidang energi terbarukan.

Peran Pelaku Usaha

Pelaku usaha sebagai penggerak sektor ekonomi utama di Indonesia juga memiliki peran penting untuk mewujudkan net zero emission. Hal ini dapat dilakukan dengan mengimplementasikan teknologi bersih hingga melakukan inovasi dan pengembangan dalam bidang teknologi.

Mengimplementasikan Teknologi Bersih

Bisnis berada di garis depan dalam mengimplementasikan energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, air dan panas bumi. Dengan mengganti energi batu bara dan sejenisnya dengan energi terbarukan, maka pelaku usaha ikut berkontribusi terhadap penggunaan teknologi bersih.

Tak hanya penggunaan energi bersih, pelaku usaha juga diharapkan bertanggung jawab untuk meningkatkan efisiensi energi dalam proses operasional perusahaannya. Hal ini termasuk meningkatkan proses industri, mengurangi limbah dan mengadopsi teknik produksi yang lebih bersih untuk mencapai target pengurangan emisi.

Inovasi dan Pengembangan Teknologi

Pelaku usaha dapat berinvestasi dalam riset dan pengembangan untuk berinovasi terhadap teknologi yang lebih bersih. Hal ini tentunya termasuk mengembangkan teknologi baterai baru, mekanisme penangkapan dan penyimpanan karbon dan beragam sistem efisien dalam energi terbarukan lainnya.

Peran Masyarakat

Elemen dari suatu negara yang sangat besar ialah masyarakat. Kontribusi masyarakat dalam mewujudkan net zero emission dapat dilakukan melalui penerapan gaya hidup berkelanjutan, kontribusi terhadap program lingkungan dan pilihan masyarakat selaku konsumen.

Gaya Hidup Berkelanjutan

Masyarakat memiliki peran penting untuk membantu negara mencapai net zero emission. Gaya hidup berkelanjutan ini dapat diterapkan dalam menghemat penggunaan energi dalam kehidupan sehari-hari, pengurangan limbah rumah tangga, menggunakan air bersih secara bijak, dan menggunakan transportasi umum dibanding kendaraan pribadi.

Masyarakat juga diharapkan menerima dan mendukung penggunaan energi terbarukan. Sebagai contoh, di beberapa wilayah di Indonesia telah dipasang panel surya di pemukiman. Harapannya, masyarakat dapat terus menggunakan panel surya tersebut dalam kegiatan sehari-hari agar dapat mencapai target pengurangan emisi.

Kontribusi dalam Program Lingkungan

Dukungan masyarakat atas program lingkungan yang dijalankan oleh organisasi nirlaba dalam mengadvokasi konservasi lingkungan, aksi nyata memerangi perubahan iklim dapat menjadi salah satu langkah yang menunjukkan bahwa masyarakat memiliki kesadaran terhadap pentingnya pengurangan emisi. 

Masyarakat juga dapat berkontribusi dalam program yang dijalankan pemerintah dalam hal penanaman kembali, pengelolaan limbah dan inisiasi ketahanan iklim.

Pilihan Konsumen 

Masyarakat selaku konsumen dapat mempengaruhi bisnis dengan menuntut produk dan layanan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Perubahan perilaku konsumen ini  mendorong bisnis untuk mengadopsi praktik yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi jejak karbon untuk memenuhi permintaan pasar.

Tak hanya mempengaruhi bisnis, masyarakat yang memiliki kesadaran keberlanjutan juga dapat mempengaruhi masyarakat lain yang belum memahami pentingnya keberlanjutan lingkungan. Sebagai contoh, pengaruh ini dapat diberikan dengan edukasi penggunaan barang-barang ramah lingkungan yang dibuat konten dan diunggah di sosial media.