Laboratorium Uji

Uji laboratorium atau laboratory test merupakan sebuah metode yang penting dilakukan untuk menentukan mutu suatu produk, terutama jika produk tersebut akan dipasarkan di kancah internasional. Penelitian ini dilakukan melalui sebuah sampel yang kemudian diteliti dengan mengikuti serangkaian prosedur tertentu.

Umumnya, dalam bidang kesehatan laboratory test dilakukan untuk mengetahui suatu penyakit tertentu melalui suatu sampel. Namun, hal ini juga dapat dilakukan pada beberapa bidang lainnya untuk menentukan mutunya. Misalnya, pengujian mikrobiologi, pengujian pada produk pangan, kehutanan, serta lingkungan.

 

 

 

Apa itu Uji Laboratorium?

 

Laboratory test merupakan sebuah metode yang dilakukan untuk menguji mutu suatu produk sebelum diedarkan atau dipasarkan. Tujuannya, untuk memastikan kualitas produk telah teruji ketika sampai di konsumen atau klien. Tes ini dilakukan dengan serangkaian prosedur yang telah SNI (Standar Nasional Indonesia) atau standar internasional.

Ketika suatu produk telah teruji dan mendapat sertifikasi, tentu kualitasnya tidak perlu diragukan lagi. Produk tersebut telah siap bersaing di pasar internasional dengan produk-produk berkualitas lainnya. 

Oleh karena itu, tes ini sangat penting dilakukan. Terutama oleh perusahaan-perusahaan yang ingin melebarkan sayapnya di kancah internasional. Anda bisa melakukannya di tempat sudah memiliki sertifikasi yang jelas, seperti MUTU International. 

 

 

 

Jenis-jenis Uji Laboratorium

 

Ada beberapa jenis laboratory test yang dapat dilakukan untuk menguji suatu produk. Mulai dari analisis komposisi, deteksi kontaminasi, pengujian logam, uji bahan, hingga uji regulasi. Adapun penjelasannya bisa disimak di bawah ini:

 

 

1. Analisis Komposisi

 

Analisis komposisi merupakan analisis yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif maksudnya yaitu analisis dilakukan untuk mencari unsur yang ada dalam sampel. Sementara itu, kuantitatif maksudnya yaitu analisis yang dilakukan untuk menentukan jumlah unsur yang terdapat dalam sampel.

Pengujian tersebut dilakukan tergantung dari spesimen yang akan diuji. Adapun metode yang digunakan dalam analisis ini yaitu spektroskopi. Metode ini dilakukan untuk menentukan komposisi kimia yang ada pada sampel dan menemukan zat lain yang dapat memengaruhi kualitas dari sampel tersebut.

 

 

2. Deteksi Kontaminasi

 

Selama proses produksi, produk berpotensi terkena kontaminasi oleh zat lain. Kontaminasi ini dapat berupa residu permukaan,   kekeruhan, partikel, atau sisa bahan kimia yang berasal dari proses produksi. 

Hal ini dapat terjadi pada berbagai macam produk, termasuk produk pangan, kosmetik, obat-obatan, kehutanan, dan yang lainnya. 

Misalnya, dalam proses untuk menganyam kulit sering digunakan zat kromium. Namun, produk tersebut harus terbebas dari tanda-tanda kromium agar tidak melanggar peraturan REACH UE. Bila kromium masih terdeteksi, artinya proses penyamakan tersebut belum sesuai peraturan yang ada.

Dengan melakukan uji laboratorium, keberadaan zat lain yang mengkontaminasi produk dapat teridentifikasi. Selanjutnya, produsen dapat memanfaatkan hasil tes ini untuk memperbaiki proses produksi dan penyebab kontaminasi bisa terjadi. 

 

 

3. Pengujian Logam

 

Jenis laboratory test berikutnya yaitu uji logam. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui komposisi, sifat, serta paduan logam yang terdapat pada sampel. Melalui pengujian ini, dapat diketahui apakah sampel mengandung zat logam asing atau zat lain yang tidak sesuai dengan ketentuan. 

Pengujian yang dilakukan biasanya tidak berpotensi merusak, melainkan paduan akan dipecah agar dapat diketahui komposisinya dengan pasti. Selanjutnya, hasil pengujian akan dibandingkan dengan database sehingga logam yang murni dan tidak memiliki tanda dapat teridentifikasi.

Mengapa pengujian ini penting dilakukan? Tujuannya untuk memastikan sebuah produk yang terbuat dari bahan logam memiliki ketahanan yang baik untuk penggunaan normal. Misalnya, tahan terhadap korosi.

 

 

4. Uji Bahan

 

Umumnya, suatu produk akan terdiri dari beberapa bahan yang dikombinasikan menjadi satu. Masing-masing bahan tersebut dapat memengaruhi kualitas dan daya tahan produk tersebut secara menyeluruh. Selain itu, mungkin saja bahan tersebut harus memenuhi syarat tertentu sesuai peraturan yang berlaku. 

Dengan melakukan uji laboratorium ini, kualitas dari bahan-bahan yang digunakan pada produk tersebut dapat diketahui dengan lebih pasti. Anda dapat mengetahui bahan mana yang menurunkan dan meningkatkan kualitas suatu produk. 

 

 

5. Uji Regulasi

 

Produk apapun yang ingin dipasarkan, sebaiknya telah memiliki regulasi yang sah. Pastikan produk telah memiliki sertifikasi sesuai peraturan undang-undang yang berlaku. Selain itu, produk juga harus memenuhi standar keselamatan dan kesehatan. 

Pengujian lab secara hardline atau softline dapat memastikan produk telah patuh terhadap peraturan tersebut. Hal ini dapat menjadi jaminan bahwa produk yang dipasarkan tidak akan ditolak atau ditarik kembali ketika telah beredar di pasaran. 

 

 

Manfaat dari Uji Laboratorium

 

Beberapa orang mungkin masih ragu untuk melakukan pengujian laboratorium pada produk mereka. Padahal, tes ini memiliki sederet manfaat, baik itu bagi konsumen maupun bagi pemilik produk itu sendiri. Berikut beberapa manfaat yang bisa didapatkan:

 

 

1. Memastikan Keselamatan dan Keamanan Konsumen

 

Melakukan uji laboratorium dapat membantu memastikan bahwa produk yang dipasarkan sudah aman untuk digunakan atau dikonsumsi konsumen. Pasalnya, tes ini dapat mendeteksi kontaminan yang berbahaya bagi konsumen. Misalnya, bakteri, virus, jamur, atau zat kimia lainnya yang tidak aman.

Dengan begitu, produk yang dipasarkan sudah pasti keselamatan dan keamanannya. Tentunya hal ini dapat meningkatkan kredibilitas produk tersebut di mata konsumen. Hasilnya, produk akan lebih dipercaya dan menjadi pilihan bagi mereka.

 

 

2. Memastikan Kualitas Produk

 

Tidak hanya memastikan produk aman bagi konsumen, uji laboratorium juga dapat memastikan kualitas produk telah sesuai dengan standar yang diinginkan. Pasalnya, tes ini dapat mengukur kualitas produk dalam berbagai parameter, mulai dari ukuran, berat, nutrisi, kinerja, dan parameter lainnya.

Kualitas produk yang sudah teruji, tentu produk yang dihasilkan akan lebih berkelas. Dengan begitu, tidak menutup kemungkinan jika produk tersebut mampu bersaing di kelas internasional bersama produk-produk berkualitas lainnya.

 

 

3. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan

 

Seperti yang sudah diketahui, uji laboratorium dapat membantu memastikan kualitas produk dan keamanannya. Tentunya, hal ini dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Pasalnya, mereka akan lebih suka menggunakan produk yang sudah teruji kualitas dan keamanannya.

Produk yang sudah teruji kualitasnya tidak akan membuat konsumen ragu untuk menggunakan atau mengonsumsinya, dan melakukan repeat order. Selain itu, produk yang sudah teruji keamanannya akan membuat mereka merasa lebih safety ketika menggunakannya dan tidak khawatir akan terjadi hal yang tidak diinginkan.

 

 

4. Memenuhi Persyaratan Peraturan

 

Pemerintah telah menetapkan sejumlah aturan yang mengatur kualitas dan keamanan suatu produk. Dengan melakukan pengujian lab, produk yang akan dipasarkan bisa disesuaikan agar memenuhi standar yang berlaku. 

Pengujian ini dapat mencakup kualitas bahan, kandungan zat, atau bahkan mendeteksi zat yang tidak diperbolehkan dalam peraturan pemerintah. Setelah melalui berbagai uji lab, produk yang dihasilkan dapat lebih sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

 

 

Alat untuk Uji Laboratorium

 

Ada beberapa alat yang digunakan dalam pengujian laboratorium, mulai dari LC-MS, kromatografi, atomic absorption spectrophotomete, dan masih banyak lagi. Untuk informasi selengkapnya dapat disimak di bawah ini:

 

 

LC-MS

 

LC-MC atau liquid chromatography-mass spectrometry merupakan teknik analisis kimia yang menggabungkan teknik pemisahan fisik dengan memanfaatkan deteksi massa molekul dan kromatografi cair dengan spektrometri massa.

Keunggulan dari teknik ini yaitu memiliki sensitivitas dan spesifisitas pengukuran yang sangat tinggi. Selain itu, kapasitas yang dimilikinya pun lebih besar sehingga dapat menganalisis sampel yang banyak dalam satu waktu.

 

 

Kromatografi Gas

 

Kromatografi gas adalah sebuah teknik untuk memisahkan senyawa berdasarkan distribusi pergerakan yang berbeda agar senyawa yang berada pada larutan bisa terpisah. Distribusi ini terjadi di antara fase diam dan fase gerak. Senyawa gas yang berada dalam fase gerak akan melalui partisi yang disebut dengan fase diam. 

 

 

Kromatografi Cair

 

Kromatografi cair merupakan sebuah teknik yang dilakukan untuk memisahkan molekul yang sudah terlarut dalam larutan. Bila larutan sampel bereaksi pada fase stasioner, maka molekul di dalamnya akan beraksi juga dengan fase stasioner. 

Namun, reaksi yang dihasilkan akan berbeda karena dipengaruhi oleh pertukaran ion, daya serap, partisi, serta ukuran. Hal ini yang membuat komponen pada larutan dapat terpisah dan perbedaannya dapat terlihat dari durasi waktu transit komponen tersebut saat melewati kolom.

 

 

Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)

 

AAS merupakan sebuah metode uji laboratorium yang bertujuan untuk menghitung kuantitas dari metaloid dan unsur logam yang didasarkan pada daya serap absorbansi radiasi oleh atom bebas pada fase gas.

 

 

UV-Vis Spectrophotometer

 

Spektrofotometer UV-Vis merupakan alat analitik yang berguna untuk mengukur daya absorbansi dari suatu sampel terhadap panjang gelombang. Prinsip kerja instrumen ini berdasar pada cahaya, yakni atom dan molekul akan berinteraksi dengan cahaya.

 

 

Karl Fischer Titrator

 

Ini merupakan teknik uji laboratorium yang digunakan untuk mendeteksi kadar air yang ada dalam sampel, baik itu sampel gas, padat, ataupun cair. Teknik ini mengacu pada metode titrimetric pada reaksi Bunsen yang menyertakan yodium, sulfur dioksida, dan larutan air.

 

 

Gas Analisis

 

Gas analysis merupakan pengujian yang dilakukan untuk mendapatkan kepastian mutu dari bahan bakar gas sebagai alternatif yang akan digunakan sebagai sumber energi untuk mesin serta alat industri. Hasilnya dapat digunakan untuk meningkatkan kredibilitas dan menjadi evaluasi dalam upaya efisiensi dana produksi.

 

 

Chamber

 

Chamber merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk mendorong noda oleh eluen dalam proses kromatografi lapis tipis. Alat ini dapat mengkondisikan sampel pada suhu dan kelembapan tertentu.

 

 

Universal Testing Machine (UTM)

 

UTM merupakan sebuah mesin yang digunakan untuk menguji kekuatan tarik, ketahanan, dan mengetahui struktur suatu bahan ataupun material dari suatu produk. Cara kerjanya yaitu dengan menarik sampel hingga batas maksimal sehingga dapat terlihat berapa tegangan maksimalnya.

 

 

 

Kriteria Uji Laboratorium

 

Suatu laboratorium harus memenuhi kriteria presisi dan akurasi. Tujuannya agar hasil uji yang didapatkan reliable atau dapat diandalkan. Ada beberapa faktor yang memengaruhi hal tersebut, di antaranya:

 

 

Sumber Daya Manusia

 

Dalam uji laboratorium, SDM yang dibutuhkan terdiri teknisi, analisi, manajer/koordinator, dan penyelia. Masing-masing SDM tersebut harus memenuhi kriteria pendidikan dan pengalaman kerja yang mumpuni. 

Hal ini dijelaskan dalam ISO/IEC 17205:2017. Dalam aturan tersebut tertulis bahwa laboratorium harus memenuhi syarat kompetensi pada setiap posisi yang ada, mulai dari pendidikan, pelatihan, kualifikasi, pengetahuan teknis, pengalaman, serta keterampilan. 

 

 

Alat Laboratorium

 

Uji laboratorium harus dilakukan dengan alat yang memenuhi kriteria sesuai yang tertera pada ISO/IEC 17205:2017. Disebutkan bahwa sebuah laboratorium harus memiliki metode pengangkutan, penanganan, penggunaan, penyimpanan, serta pemeliharaan peralatan yang sudah terencana. 

Tujuannya untuk memastikan alat yang digunakan berfungsi dengan baik. Hal ini dapat mencegah adanya kontaminasi atau kerusakan. 

Setiap peralatan yang memerlukan tindakan kalibrasi atau memiliki batas masa pakai harus diberi kode tertentu. Beberapa contohnya seperti oven, furnace, neraca digital, dan masih banyak lagi. 

 

 

Metode Uji Laboratorium

 

Sebuah laboratorium harus memiliki metode yang terbaru dan valid. Metode yang akan digunakan harus diversifikasi terlebih dahulu hingga mencapai standar kinerja sesuai persyaratan. 

Sebagai rekomendasi, laboratorium dapat menggunakan metode yang diterbitkan oleh standar nasional, internasional, ataupun regional. Selain itu, setiap metode, dokumentasi, dan prosedur kerja harus selalu dijaga kemutakhirannya. Pastikan juga agar mudah diakses oleh semua personil.

 

 

Bahan Pengujian

 

Data hasil uji laboratorium dapat dipengaruhi oleh bahan pengujian yang digunakan. Oleh karena itu, pastikan untuk menggunakan bahan kimia berkualitas terbaik dan proses pengadaannya telah terjamin. 

Bahan kimia dapat dibagi menjadi beberapa jenis, tergantung pada tingkat kemurnian dan kandungan pengotornya. Bahan-bahan tersebut harus sudah dilengkapi oleh Certificate of Analysis (COA). Selain itu, penyimpanan dan handling-nya harus sesuai dengan MSDS (Material Safety Data Sheet).

 

 

Pentingnya Sertifikasi dan Syarat untuk Mendapatkannya

 

Dari paparan di atas dapat diketahui bahwa sertifikasi untuk produk itu sangat penting. Hal ini bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan mutu dari produk tersebut. Selain itu, untuk memastikan produk memiliki daya saing bahkan untuk kancah internasional.

Di Indonesia, dasar sertifikasi yang digunakan yaitu SNI SERTIFIKASI ISO/IEC 17025:20017. Standar ini kabarnya telah mengikuti standar internasional. 

Agar bisa terdaftar dalam ISO/IEC 17025, laboratorium harus memiliki dua bagian utama sertifikasi yaitu syarat teknis dan syarat manajemen. Penjelasannya bisa dilihat di bawah ini:

 

 

Syarat Manajemen

 

Syarat yang satu ini akan berkaitan dengan efektivitas dan operasi penerapan sistem manajemen pada pengujian laboratorium. Berikut beberapa syarat yang harus dilengkapi:

  • Sistem Mutu
  • Organisasi
  • Pengendalian dokumen
  • Subkontrak pengujian
  • Mengkaji kembali tender, permintaan, dan kontrak
  • Pelayanan untuk pelanggan
  • Pembelian pembekalan dan jasa
  • Pengaduan 
  • Pengendalian pekerjaan dalam pengujian
  • Peningkatan
  • Tindakan perbaikan
  • Tindakan preventif
  • Pengendalian rekaman
  • Audit internal
  • Mengkaji kembali manajemen

 

Syarat Teknis

 

Syarat teknis pengujian laboratorium akan berkaitan dengan asal kompetensi dari setiap staf, pengujian, dan metodologi yang dipakai. Adapun syaratnya yaitu sebagai berikut:

  • Personel
  • Umum
  • Peralatan
  • Pengambilan sampel
  • Situasi pengujian dan metode validasi
  • Ketelusuran pengukuran
  • Cara menangani barang yang akan dites dan dikalibrasi
  • Jaminan mutu kesimpulan uji laboratorium
  • Laporan hasil

 

Sementara itu, syarat untuk uji profisiensi dari laboratorium harus memenuhi syarat quality control atau pengecekan kualitas. Standar pengecekan kualitas di laboratorium bertujuan untuk mengontrol validitas dari hasil uji dan kalibrasi yang sudah dilakukan. 

Selain itu, diperlukan juga keikutsertaan dalam uji banding atau uji profisiensi antar laboratorium. Proses ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan bahwa sudah menerima sertifikasi. 

Dari informasi di atas dapat diketahui bahwa uji laboratorium bisa dijadikan sebagai garda terdepan untuk memastikan kualitas suatu produk sebelum dipasarkan. Sebelum proses produksi dimulai, disarankan perusahaan telah mendapat sertifikasi ISO/IEC 17205 serta melaksanakannya. 

Layanan tersebut bisa didapatkan melalui MUTU International. Di sana tersedia berbagai layanan, mulai dari pengujian, inspeksi, sertifikasi, hingga strategic partner.

Sejak tahun 1997, Laboratorium MUTU International telah mendapatkan akreditasi ISO/IEC 17025 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN).

 

Laboratorium Uji MUTU International menjadi laboratorium uji pertama di Indonesia dengan nomor akreditasi LP-001-IDN

 

Laboratorium Uji MUTU International melakukan analisis rutin dengan mengacu pada metode acuan dari Standar Nasional Indonesia (SNI), Japanese Agricultural Standard (JAS), Japanese Industrial Standard (JIS), American Society for Testing and Materials (ASTM), British Standard-Europaischen Normen (BS-EN), American Public Health Association (APHA), Association of Official Agricultural Chemists (AOAC),  International Standard Organization (ISO), Australia/New Zealand Standard (AS/NZS), serta metode internasional lainnya.

 

Laboratorium Uji MUTU International memiliki 4 laboratorium spesialisasi, sesuai dengan bidang pengujiannya:

  1. Laboratorium Produk Kehutanan
  2. Laboratorium Analisis Umum dan Pangan
  3. Laboratorium Lingkungan
  4. Laboratorium Mikrobiologi

 

 

Laboratorium Uji MUTU International didukung dengan tenaga profesional yang disesuaikan dengan kebutuhan pengujian. Alat-alat di Laboratorium Uji MUTU International juga merupakan yang terbaik dan terkini di kelasnya, diantaranya:

  1. Kromatografi Gas 
  2. Kromatografi Cair 
  3. Atomic Absorption Spectrophotometer
  4. UV-Vis Spectrophotometer
  5. Karl Fischer Titrator
  6. Gas Analisis
  7. Small Chamber
  8. Large Chamber
  9. Universal Testing Machine
  10. Peralatan Sampling Air, Udara dan Emisi
  11. LC-MS MS