Peran Teknologi dalam Perdagangan Karbon

Komitmen dunia untuk mencapai net zero emission rupanya tampak nyata. COP26 yang dihelat di Glasgow pada tahun 2021 menjadi tonggak sejarah dari diimplementasikannya Pasal 6 Paris Agreement, salah satunya dengan adanya banyak negara yang meluncurkan perdagangan karbon sebagai salah satu upaya mengurangi emisi hingga dapat mendukung target net zero emission dunia pada tahun 2050.

Hingga tahun 2024 ini, terdapat 36 negara yang telah mewajibkan perdagangan karbon bagi sektor tertentu, dilansir dari International Carbon Action Partnership. Kuantitas negara-negara ini akan terus bertambah seiring dengan banyaknya negara yang saat ini dalam tahap pengembangan perdagangan karbon.

Sistematika perdagangan karbon saat ini tentunya tidak lepas dari peran teknologi. Meski belum semua negara melibatkan teknologi dan inovasi advans-nya dalam perdagangan karbon, namun teknologi memiliki pengaruh besar dalam perdagangan karbon.

Beberapa peran dari teknologi untuk meningkatkan sistem perdagangan karbon, diantaranya adalah:

Manfaat Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML)

AI dan ML dapat menangani beragam data yang luas dan rumit dari berbagai sumber. ML juga berperan penting dalam penerapan penginderaan lokal dan jarak jauh secara efektif. AI yang digunakan secara berkelanjutan juga dapat membantu untuk memastikan akurasi yang berkelanjutan dan dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang terus berkembang. Hal ini sebagaimana dikutip dari EO4SDG.

Internet of Things (IoT)

Sensor IoT dapat diterapkan di seluruh proyek offset untuk memantau parameter lingkungan secara real time, seperti dapat melakukan pengukuran suhu, kelembapan, kelembaban tanah, dan variabel terikat lainnya.

Contoh dari sensor IoT dalam parameter lingkungan adalah IoT dari smartphone yang dapat digunakan untuk mencegah deforestasi dengan mendeteksi aktivitas seperti pembakaran liar, yang menyumbang sekitar 15% dari seluruh emisi karbon di dunia.

Hal ini dapat menjadi bukti bahwa IoT ikut andil dalam kontribusi terkait parameter lingkungan secara umum, yang tidak menutup kemungkinan bahwa secara khusus IoT dapat berkontribusi terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca juga di masa yang akan datang.

Manajerial Data (Data Management)

Perdagangan karbon melibatkan data dalam jumlah yang besar, seperti detail proyek, informasi emisi dan karbon kredit. Di sini, teknologi manajerial data berperan untuk mengatur dan menganalisis data, menyediakan insight pada tren pasar, sebagaimana dikutip dari Luxoft. 

Lebih lanjut, pendaftaran dan tracking, pengakhiran serta peralihan kredit karbon dalam perdagangan karbon juga bergantung pada teknologi khususnya dalam hal manajerial data untuk mendapatkan data yang akurat serta keamanan dari karbon kredit tersebut.

Sistem Monitoring, Reporting and Verification (MRV)

Mengutip dari blog(dot)dClimate(dot)net, salah satu upaya mitigasi dalam kegiatan yang pengurangan emisi adalah menerapkan sistematika monitoring, reporting and verification (MRV). MRV ini digunakan sebagai wadah validasi dan verifikasi yang memonitor proyek pengurangan emisi, serta memverifikasi terkait kegiatan pengurangan emisi. Proses MRV dibagi menjadi dua, yakni MRV Tradisional dan MRV Digital.

MRV Tradisional

Proses MRV ini melibatkan pengumpulan data mengenai emisi dasar proyek, mengukur emisi yang sebenarnya kemudian membandingkan keduanya untuk kemudian dihitung pengurangan karbonnya. 

Hal ini merupakan proses MRV tradisional yang bisa memakan waktu lama serta membutuhkan biaya yang banyak, karena seringkali memerlukan visit lapangan dan pengumpulan data secara manual. Selain itu, terdapat risiko salah pengurusan karena prosesnya sangat bergantung pada keakuratan dan kejujuran data yang diberikan oleh developer proyek.

MRV Digital

Berbeda dengan MRV tradisional, MRV digital atau dMRV ini menggunakan alat-alat yang lebih advance dan standar yang lebih tinggi, sehingga meningkatkan hasil transparansi, skala, dan akuntabilitas dalam pasar karbon, khususnya dalam pasar karbon yang dilakukan secara sukarela. 

Pada dMRV, pendekatan untuk memonitor dan mengevaluasi usaha mitigasi perubahan iklim menggunakan teknologi digital dan data analis, diantaranya:

  • Pengumpulan data

Dilakukan menggunakan teknologi digital seperti sensor, satelit, penginderaan jauh untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Hal ini memungkinkan hasil yang lebih akurat, komprehensif dan cepat, termasuk untuk mengumpulkan data dalam skala besar.

  • Automasi 

Dengan menggunakan dMRV, pengumpulan data dan proses analisis dilakukan secara otomatis, sehingga mengurangi penggunaan sumber daya manusia dan meningkatkan efisiensi untuk mempercepat pelaporan dan pengambilan keputusan

  • Transparansi 

dMRV memungkinkan transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar dengan hasil data real-time yang mudah diakses.

  • Efektivitas biaya

Penggunaan teknologi tentunya juga dapat menekan biaya, khususnya biaya yang diperlukan untuk pengumpulan dan analisis data secara manual, seperti yang dilakukan dalam MRV tradisional.

  • Ruang Lingkup

Dengan adanya dMRV, citra satelit dan penginderaan jauh menjadi tools untuk membantu menangkap lingkup area yang lebih besar dengan pemahaman yang lebih komprehensif, sehingga dapat digunakan untuk memahami upaya mitigasi secara lebih detail.

Teknologi Blockchain

Teknologi blockchain menyediakan akuntabilitas dan efisiensi transaksional melalui smart contracts untuk mengatasi semakin beragamnya sistem MRV yang digunakan untuk mengukur pengurangan emisi gas rumah kaca. Selain itu, teknologi blockchain juga membantu memperhitungkan keragaman peraturan, aset iklim dan hasil mitigasi di dalam dan antar yurisdiksi, sebagaimana dikutip dari EO4SDG.