11 Agu Soroti Pelaksanaan EUDR, Petani dari 15 Negara Berkumpul
Dewan Negara Penghasil Minyak Kelapa Sawit (CPOPC) mengadakan pertemuan secara hybrid melalui workshop internasional Petani dan Kunjungan Lapangan yang mengangkat tema “Improvement of sustainable certification achievement, enhancement of good agricultural practices, and lessons learnt on technology adoption” pada 24–25 Juli 2023 lalu. Pembahasan pelaksanaan EUDR menjadi topik hangat yang akan juga dibahas didalamnya.
Dalam workshop tersebut, beberapa topik yang dibahas antara lain seputar meningkatkan kapasitas petani kecil guna mencapai sertifikasi keberlanjutan, juga praktik pertanian yang baik, khususnya terkait dengan aspek otomatisasi dan mekanisasi yang memiliki potensi sehingga dapat diadopsi oleh petani kecil. Selain itu, salah satu bahasan yang sekaligus menjadi sorotan utama ialah mengenai pelaksanaan EUDR.
Pengertian EUDR, Kenapa Pelaksanaan EUDR Perlu Dilakukan
EU Deforestation Regulation (Peraturan Penggundulan Hutan Uni Eropa) adalah inisiatif hukum yang diusulkan oleh Uni Eropa untuk mengatasi masalah penggundulan hutan dan deforestasi yang berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan dan perubahan iklim. Tujuan utamanya adalah mencegah impor barang-barang yang terkait dengan deforestasi ilegal atau merusak hutan dari luar Uni Eropa.
EUDR ditujukan untuk mengurangi dampak negatif perdagangan terhadap hutan dan lingkungan, serta mendorong praktik berkelanjutan dalam rantai pasokan global. Lahirnya EUDR diharapkan dapat membantu memastikan bahwa produk-produk yang masuk ke pasar Uni Eropa diproduksi dengan menghormati prinsip-prinsip pelestarian hutan dan hak asasi manusia.
Salah satu elemen kunci dari EUDR adalah perusahaan di Uni Eropa akan diwajibkan untuk memantau dan melaporkan asal-usul produk yang dapat berkontribusi terhadap deforestasi, seperti minyak sawit; daging; kedelai; dan produk-produk lain yang berpotensi terkait dengan aktivitas merusak hutan. Perusahaan-perusahaan ini juga diharapkan menerapkan langkah-langkah untuk meminimalkan dampak deforestasi dalam rantai pasokan mereka.
Workshop yang diselenggarakan di Malaysia pada Juli 2023 lalu, dihadiri oleh 200 pendaftar dari 15 negara. Fokus utama pada kegiatan workshop ini menyangkut pencapaian, peluang, serta tantangan skema keberlanjutan kelapa sawit, juga mengenai teknologi terkini di perkebunan besar yang mungkin dapat diadopsi oleh petani sawit.
Sekretaris Jenderal CPOPC, Dr. Rizal Affandi Lukman, menyebutkan bahwa kegiatan workshop yang berlangsung selama dua hari tersebut menjadi jalan penting bagi para peserta (khususnya petani –red) dalam meningkatkan kesadaran tentang praktik pertanian yang baik. Selain itu, kegiatan ini sekaligus memperkuat pemahaman tentang keberlanjutan dalam sektor pertanian, khususnya pada industri kelapa sawit.
Wakil Menteri Pangan dan Kementerian Koordinator Agribisnis Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Dr. Musdhalifah Machmud, menegaskan bahwa praktik keberlanjutan petani kecil dapat dicapai dengan perbaikan kebijakan serta praktik pertanian yang baik, seperti pelatihan dan advokasi untuk petani kecil.
“Indonesia memandang petani kecil sebagai solusi dan peluang bergerak maju menuju minyak kelapa sawit yang lebih berkelanjutan,” jelasnya.
Sebagai salah satu negara bagian dari CPOPC, Subsekretaris Pertanian dan Peternakan Honduras, Ing. Roy Lazo Rodríguez, mengungkapkan bahwa adanya bantuan dari pemerintah tidaklah cukup untuk memenuhi target keberlanjutan pada industri kelapa sawit. Oleh karena itu, perlu adanya sinergi serta dukungan dari berbagai pihak agar kesejahteraan para petani sawit kecil dapat meningkat.
Workshop “Improvement of sustainable certification achievement, enhancement of good agricultural practices, and lessons learnt on technology adoption” terbagi atas dua sesi. Pada sesi pertama, diskusi cenderung berpusat pada pencapaian dan tantangan dari petani kecil dalam menunjukkan komitmen mereka pada prinsip-prinsip keberlanjutan. Komitmen tersebut tidak hanya untuk mendapatkan skema sertifikasi, tetapi juga praktik umum di lapangan. Sesi kedua, diskusi yang dilakukan berfokus pada masa depan petani kecil. Pembahasan ini sejalan dengan adanya perkembangan teknologi, khususnya pada industri pertanian sendiri adalah dengan lahirnya teknologi terbaru dan EUDR yang saat ini berpotensi semakin mengecualikan petani kecil di pasar Uni Eropa.
Sekilas tentang CPOPC
Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) atau Dewan Negara-negara Produsen Minyak Sawit adalah organisasi antar pemerintah negara penghasil minyak sawit yang bertujuan untuk mempromosikan, mengembangkan, dan memperkuat kerja sama dalam budidaya dan komoditas kelapa sawit di antara negara-negara anggota.
Dikutip dari laman sawitindonesia(dot)com, Dr. Rizal Affandi Lukman, M.A menyebut peranan CPOPC ke depan akan sangat penting, mengingat beragam isu yang ditudingkan pada industri kelapa sawit masih akan terus ada. Untuk itu, pihaknya mengajak negara-negara penghasil dan pemilik lahan kelapa sawit yang signifikan untuk menjadi anggota.
“Sekarang sudah ada 4 negara berstatus observer countries yang kami sudah terima surat pengajuan menjadi anggota CPOPC yaitu Honduras, Kolombia, Papua Nugini dan Ghana. Mereka sedang memproses ratifikasi di dalam negerinya masing-masing,” jelasnya.
Mutu Internasional melayani Sertifikasi ISPO
PT Mutuagung Lestari Tbk atau Mutu International merupakan perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1990. Kami melayani berbagai jasa pengujian, inspeksi, dan sertifikasi untuk berbagai macam industri. Tim ahli kami yang didukung oleh pengalaman selama lebih dari 30 tahun, bekerja untuk mengidentifikasi masalah dan menyarankan solusi yang sesuai, guna meningkatkan kinerja perusahaan Anda secara efektif dan efisien.
MUTU menyediakan jasa sertifikasi untuk berbagai sektor, yaitu sektor Pertanian (Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), dan lain-lain, Industri Jasa Publik (sistem manajemen mutu, sistem manajemen lingkungan, sistem manajemen keamanan informasi, dan lain-lain), Pangan (Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP)), sistem manajemen keamanan pangan, pangan organic, dan lain-lain), Ekonomi Hijau (sertifikasi gas rumah kaca, ISCC, dan lain-lain), Kehutanan (Forest Stewardship Council (FSC)), pengelolaan hutan produksi lestari, dan lain-lain) dan Produk Kehutanan (Ekolabel, Japanese Agricultural Standard (JAS), dan lain-lain).
Sejak berdirinya bergerak dibidang sertifikasi kehutanan dan industri yang telah memperoleh akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN), Badan Standarisasi Nasional (BSN), Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI), dan lembaga akreditasi mancanegara lainnya.Untuk melakukan pengurusan sertifikasi ISPO, Anda bisa menghubungi MUTU International.
Silahkan hubungi MUTU International melalui E-Mail: [email protected], Telepon: (62-21) 8740202 atau kolom Chat box yang tersedia. Hubungi MUTU International sekarang juga. Follow juga seluruh akun sosial media MUTU International di Instagram, Facebook, Linkedin, Tiktok, Twitter , Youtube dan Podcast #AyoMelekMUTU untuk update informasi menarik lainnya.