05 Jan Standar dan Kriteria untuk Melakukan Verifikasi LCAM
Verifikasi laporan capaian aksi mitigasi (LCAM) memerlukan sejumlah kriteria dan standar untuk memastikan akurasi, transparafnsi, dan kredibilitas. Berikut adalah elaborasi mendalam dari elemen-elemen yang diperlukan, meliputi:
-
Kepatuhan terhadap Standar Internasional
Mematuhi standar internasional memastikan laporan dapat diterima secara global, memberikan kredibilitas dalam perdagangan karbon, dan memperkuat posisi perusahaan atau proyek dalam diskusi keberlanjutan internasional.
Pertama adalah ISO 14040 dan ISO 14044. Yakni standar yang menyediakan kerangka kerja untuk analisis siklus hidup, mencakup pengumpulan data inventori, evaluasi dampak lingkungan, dan interpretasi hasil.
Kedua, ISO 14064 dan ISO 14067 yang digunakan untuk menghitung, memverifikasi, dan melaporkan emisi gas rumah kaca (GRK), termasuk jejak karbon produk.
Ketiga, PAS 2050 yang merupakan standar untuk menilai jejak karbon dalam rantai pasok dengan pendekatan berbasis siklus hidup.
Keempat, adalah IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories, panduan yang menyediakan metodologi terperinci untuk menghitung dampak emisi di berbagai sektor.
-
Kriteria Verifikasi Data
Terdapat lima elemen data dalam verifikasi data, yang terdiri dari konsistensi, kelengkapan, akurasi, transparansi dan relevansi.
Konsistensi diperlukan agar verifikasi LCAM dilakukan dengan data yang disajikan secara seragam di seluruh periode pelaporan, tanpa perubahan metodologi yang tidak dijelaskan. Selanjutnya, Kelengkapan merupakan elemen yang diperlukan agar Semua sumber dampak lingkungan, baik langsung (direct emissions) maupun tidak langsung (indirect emissions) disertakan.
Data yang diperoleh dari pengukuran atau estimasi yang valid dan akurat untuk meminimalkan ketidakpastian, sehingga data juga harus disajikan secara akurat. Selanjutnya, transparansi data diperlukan agar semua asumsi, data dasar, batasan, dan metodologi harus dijelaskan secara terbuka. Terakhir, Relevansi data dibutuhkan agar data verifikasi LCAM sesuai dengan konteks geografis, teknologi, dan temporal untuk memastikan hasil yang relevan dengan aksi mitigasi.
Sebagai contoh, dalam proyek energi terbarukan berupa instalasi panel surya, laporan harus mencakup dampak dari pembuatan komponen, transportasi, pemasangan, operasional, hingga pembongkaran infrastruktur.
-
Standar Pengukuran dan Estimasi
Tahapan ini diperlukan agar verifikasi LCAM sesuai dengan metodologi pengukuran yang meliputi pemanfaatan metodologi berbasis sains yang telah diuji secara luas, penggunaan faktor emisi dari sumber yang diakui secara global, seperti IPCC, untuk perhitungan dampak lingkungan, dan memastikan bahwa seluruh tahapan siklus hidup produk atau aktivitas terhitung, dari hulu ke hilir.
Sebagai ilustrasi, dalam mitigasi berbasis energi terbarukan, perhitungan harus mencakup dampak lingkungan dari ekstraksi bahan mentah hingga daur ulang atau pembuangan akhir turbin angin.
-
Validasi oleh Lembaga Independen
Validasi oleh pihak ketiga meningkatkan kepercayaan investor, mitra bisnis, dan pemangku kepentingan lainnya terhadap laporan yang disajikan. Proses validasi dalam verifikasi LCAM ini diperlukan untuk memastikan laporan didasarkan pada data yang akurat dan dapat dipercaya.
-
Metodologi Evaluasi
Evaluasi dalam verifikasi LCAM yang digunakan dapat mengacu pada beberapa metodologi, diantaranya:
Bottom-Up
Pendekatan ini memulai analisis dari data spesifik proyek. Setiap komponen tindakan mitigasi dianalisis secara mendetail untuk menciptakan gambaran yang akurat dan menyeluruh. Contohnya, pada proyek energi terbarukan, evaluasi dilakukan pada proses pengadaan material, efisiensi operasional, hingga limbah akhir.
Top-Down
Dalam pendekatan ini, data agregat digunakan untuk memberikan perspektif makro. Ini membantu dalam mengidentifikasi pola emisi pada skala yang lebih luas, seperti sektor atau regional, yang kemudian dapat dipecah untuk analisis lebih mendalam.
Analisis Sensitivitas
Mengevaluasi bagaimana perubahan dalam asumsi atau variabel tertentu, seperti faktor emisi listrik regional atau tingkat efisiensi teknologi, dapat memengaruhi hasil akhir. Contohnya, perubahan pada sumber energi listrik dari fosil ke terbarukan di wilayah tertentu dapat memberikan gambaran dampak mitigasi yang lebih jelas.
Pendekatan Multi-Kriteria
Menggabungkan indikator kuantitatif (seperti pengurangan emisi CO2) dan kualitatif (seperti dampak sosial dan ekonomi) untuk memberikan evaluasi yang lebih komprehensif.
Adapun tahap-tahap dalam evaluasi dijabarkan sebagai berikut:
Pengumpulan Data
Data primer dan sekunder dikumpulkan dari seluruh siklus hidup, termasuk sumber langsung (direct emissions) dan tidak langsung (indirect emissions).
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan perangkat lunak khusus LCAM atau model perhitungan berbasis sains.
Interpretasi Hasil
Hasil evaluasi dijelaskan untuk mengidentifikasi dampak signifikan, efisiensi mitigasi, dan rekomendasi perbaikan.
Validasi Temuan
Temuan dievaluasi ulang oleh tim independen atau panel ahli untuk memastikan keakuratan dan relevansi hasil.
Dengan pendekatan ini, metodologi evaluasi menjadi lebih fleksibel dan dapat diandalkan, memungkinkan penyesuaian sesuai kebutuhan spesifik proyek atau kondisi regional.
-
Mekanisme Pelaporan
Dalam melakukan pelaporan LCAM, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, menggunakan format standar internasional, seperti yang ditetapkan dalam GHG Protocol atau ISO terkait. Kedua, menggunakan template pelaporan yang mencakup tabel untuk baseline emissions, grafik tren mitigasi, dan peta lokasi proyek.
Penggunaan platform seperti CDP (Carbon Disclosure Project) atau sistem pelaporan berbasis digital seperti SpheraCloud dan GaBi Software dapat dimanfaatkan untuk mendokumentasikan hasil secara terintegrasi. Yang terpenting, menyertakan data kualitatif dan kuantitatif untuk memastikan keseimbangan antara konteks teknis dan narasi.
-
Audit dan Review
Proses audit dalam verifikasi LCAM meliputi pemeriksaan dokumen dengan meninjau sumber data, metodologi dan hasil analisis. Selanjutnya, dilakukan inspeksi lapangan untuk memastikan bawa aksi mitigasi dilakukan sesuai rencana dan menghasilkan dampak yang diharapkan. Selain itu, dibutuhkan pakar independen untuk memberikan opini tambahan terhadap laporan yang disusun.
Hasil audit menyajikan temuan, kesimpulan dan rekomendasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas laporan berikutnya.
-
Pemenuhan Peraturan Nasional
Meskipun pajak karbon belum diterapkan secara penuh di Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan regulasi awal, seperti Peraturan Presiden No. 98 Tahun 2021 tentang Nilai Ekonomi Karbon (NEK). Regulasi ini menetapkan kerangka untuk implementasi pajak karbon dan perdagangan emisi di masa depan, yang tentu saja dapat digunakan dalam rangka verifikasi LCAM.
Selain regulasi, kepatuhan terhadap standar keberlanjutan lokal seperti ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil) atau RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) untuk sektor kelapa sawit, yang memastikan praktik produksi berkelanjutan.
Hal ini memberikan dampak positif, seperti:
- Kesiapan menghadapi adanya pajak karbon. Meskipun belum diberlakukan, laporan mitigasi yang memenuhi kriteria NEK dapat mempersiapkan perusahaan untuk mematuhi pajak karbon di masa depan.
- Kepatuhan terhadap standar lokal seperti ISPO atau RSPO dapat memberikan insentif ekonomi, misalnya melalui akses ke pasar internasional yang lebih luas.
- Dengan mengikuti regulasi lokal, laporan mitigasi memperoleh pengakuan di tingkat nasional, yang dapat memperkuat posisi perusahaan dalam kolaborasi dengan pemerintah dan sektor swasta lainnya.
-
Dokumentasi Pendukung
Dokumen pendukung berfungsi sebagai bukti sah yang mendukung setiap klaim dalam laporan. Dokumen yang lengkap dan terstruktur memudahkan pihak verifikator untuk melakukan evaluasi dan menilai keakuratan laporan.
Dokumen laporan teknis LCAM ini berfungsi untuk merinci metodologi, batasan, asumsi, dan data input/output yang digunakan dalam analisis siklus hidup. Selain itu, terdapat catatan aktivitas mitigasi yang berisi dokumen yang mencatat setiap aktivitas terkait mitigasi, seperti audit energi, konsumsi bahan bakar, atau proyek konservasi.
Selain itu, dibutuhkan juga dokumentasi fisik seperti foto lapangan, sertifikat, atau dokumen teknis lain yang mendukung klaim mitigasi. Terlebih, data real-time atau historis yang menunjukkan dampak aksi mitigasi terhadap emisi atau lingkungan juga perlu dilampirkan untuk mendukung laporan yg dibuat.
-
Pemanfaatan Teknologi Digital
Penggunaan teknologi digital membawa manfaat, seperti efisiensi waktu menghemat waktu dalam mengumpulkan dan menganalisis data, ketelitian untuk meningkatkan keakuratan data melalui pengukuran otomatis yang minim intervensi manusia, hingga transparansi untuk memastikan data yang ditampilkan dapat dilacak kembali sumber aslinya. Teknologi digital yang digunakan dapat berupa blockchain, Internet of Things (IoT), dan Artificial Intelligence.
-
Pemantauan dan Komunikasi Berkelanjutan
Sistem pemantauan dalam verifikasi LCAM dapat mencakup pemantauan berkelanjutan dan audit berkala.
Pemantauan berkelanjutan dapat enggunakan sistem yang terus-menerus memantau dampak dari aksi mitigasi, seperti perubahan dalam konsumsi energi atau emisi. sedangkan, audit berkala dilakukan setiap tahun atau periode tertentu untuk mengevaluasi apakah aksi mitigasi masih berjalan sesuai rencana.
Setelahnya, diperlukan komunikasi dengan cara:
- Laporan yang Ramah Pengguna: Disusun dalam format yang mudah dipahami oleh pemangku kepentingan teknis maupun non-teknis.
- Akses Data: Data utama tersedia untuk publik melalui platform yang transparan, meningkatkan kepercayaan dan keterlibatan pemangku kepentingan.