08 Mei Strategi Perdagangan Karbon di Bursa
Strategi Perdagangan Karbon di Bursa
Perdagangan karbon atau juga disebut dengan carbon trading merupakan sebuah kegiatan jual beli izin perusahaan agar bisa mengeluarkan karbondioksida atau gas rumah kaca lainnya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya mengurangi emisi karbon secara bertahap.
Di Indonesia, pemerintah telah menargetkan mekanisme perdagangan bursa karbon ini sejak bulan September 2023. OJK (Otoritas Jasa Keuangan) menilai jika bursa ini memiliki potensi yang cukup baik di Indonesia. Lalu, apa strateginya? Berikut informasinya!
Apa itu Perdagangan Karbon di Bursa?
Sebelum mengetahui strategi perdagangan bursa karbon di Indonesia, ada baiknya Anda mengenali terlebih dahulu apa itu bursa karbon. Bursa karbon merupakan sebuah pasar tempat berlangsungnya jual beli izin emisi karbon serta kredit karbon.
Konsep ini muncul sebagai upaya global untuk mengurangi emisi dari gas rumah kaca serta mengatasi perubahan iklim yang tidak menentu. Sementara itu, perdagangan bursa karbon merupakan aktivitas jual beli kredit bursa itu sendiri.
Sistem perdagangan ini dibuat dengan tujuan menciptakan insentif untuk negara dan perusahaan dalam upaya meminimalisir emisi dari gas rumah kaca. Caranya yaitu dengan menyediakan sistem untuk memperjualbelikan kredit karbon atau emisi.
Pada tanggal 26 September 2023, bursa karbon Indonesia telah resmi diluncurkan melalui PT Bursa Efek Indonesia dengan nama IDXCarbon. Hingga akhir tahun 2023, baru ada dua pihak penjual unit karbon.
Per tanggal 28 Desember tahun 2023, jumlah pembeli di bursa perdagangan karbon telah berjumlah 27. Sementara itu, pengguna jasa bursa karbon telah berjumlah 46 dengan nilai perdagangan mencapai Rp30,91 miliar.
OJK (Otoritas Jasa Keuangan) terus berupaya berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM).
Hingga saat ini, peraturan pencatatan unit dari karbon harus dilakukan melalui sistem SRN PPI atau Sistem Registrasi Nasional Pengendalian Perubahan Iklim. Sementara itu, KESDM memiliki sistem sendiri.
Negara Pengguna Bursa Karbon
Ada beberapa negara yang menggunakan sistem bursa karbon, mulai dari Uni Eropa, Kanada, Amerika Serikat, China, Australia, Korea Selatan, Jepang, hingga Selandia Baru. Berikut penjelasan beberapa dari negara tersebut:
-
Kanada
Kanada menjalankan beberapa sistem perdagangan karbon pada tingkat provinsi. Salah satu sistem yang dijalankan yaitu British Columbia Carbon Tax. Sistem ini menetapkan pajak karbon untuk bahan bakar berbasis fosil demi menekan emisi. Sementara itu, Ontario dan Quebec memiliki sistem yang berbeda.
-
China
China sudah mulai mencoba sistem bursa karbon pada beberapa wilayah, seperti di Shanghai dan sejumlah wilayah lainnya. Selain itu, China juga berencana akan merilis sistem perdagangan yang lebih luas secara nasional.
-
Amerika Serikat
Sejumlah negara bagian di Amerika Serikat telah menerapkan skema perdagangan bursa karbon. Misalnya, California Cap-and-Trade Program yang telah meliputi banyak sektor industri pada negara bagian tersebut.
-
Uni Eropa
Saat ini, Uni Eropa merupakan pemilik salah satu bursa karbon terbesar di dunia, yaitu European Union Emissions Trading System (EU ETS). Sistem yang satu ini meliputi negara-negara yang menjadi anggota Uni Eropa.
Manfaat Perdagangan Karbon Bursa
Tidak hanya dapat membantu mengurangi emisi dari gas rumah kaca, perdagangan ini juga memberikan sejumlah manfaat lainnya, yaitu:
-
Mengurangi Polusi
Pemberian disinsentif bagi penggunaan bahan bakar dengan kadar karbon yang tinggi dapat membantu mengurangi polusi di udara. Tentunya, hal ini dapat meningkatkan kualitas kesehatan tubuh manusia, produktivitas sektor pertanian, serta menurunkan kemungkinan adanya kendala yang muncul pada sektor perekonomian.
-
Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Ketersediaan Air
Masalah kualitas dan kuantitas ketersediaan air menjadi masalah bagi banyak kawasan di dunia. Pasalnya, sumber daya air memiliki hubungan erat dengan sistem energi.
Oleh karena itu, peralihan penggunaan energi berbahan fosil dapat memberikan dampak baik pada sumber daya air. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya air di antaranya, mengurangi kegiatan eksploitasi air tanah, pengurangan kontaminasi air, dan perubahan cara pemanfaatan air.
-
Perbaikan Kualitas Tanah
Ada beberapa ancaman yang dapat memengaruhi kualitas tanah. Mulai dari pengasaman tanah, kontaminasi tanah, serta terjadi perubahan keseimbangan unsur hara. Hal ini terjadi akibat penggunaan bahan kimia, endapan dari polutan udara, deforestasi, serta penggunaan lahan.
Dengan adanya pasar karbon, dapat terjadi perbaikan kualitas tanah. Hal ini berdampak positif bagi kesehatan tubuh manusia, pengurangan deforestasi, peningkatan hasil panen, dan menghilangkan keanekara
-
Mengurangi Kemacetan dan Kecelakaan
Melalui pajak pada bahan bakar bensin, pasar karbon memungkinkan adanya penurunan prevalensi kecelakaan dan kemacetan. Hal ini dapat dilihat dari bukti empiris yang menunjukkan jika harga bahan bakar yang tinggi dapat menurunkan kemacetan dan kecelakaan.
-
Mendorong Perluasan Formal
Perubahan yang terjadi pada pajak konvensional menjadi pajak karbon dapat mendorong adanya perluasan sektor formal. Pasalnya, perdagangan karbon dapat menurunkan bentuk penghindaran pajak serta mengurangi biaya administrasi pajak. Sebuah bukti menunjukkan bahwa pajak karbon umumnya memiliki sifat progresif.
-
Meningkatkan Kemandirian Energi
Pasar karbon juga dianggap dapat menaikkan kemandirian energi dan menurunkan risiko ketidakpastian dari ketimpangan eksternal bagi negara pengimpor. Sementara itu, perdagangan ini juga dapat mengoptimalkan efisiensi energi dan menaikkan daya saing serta investasi barang maupun jasa lainnya yang diperdagangkan oleh eksportir.
-
Peralihan Teknologi
Pemberian insentif yang dinamis dapat membantu meningkatkan peralihan teknologi yang merujuk pada inovasi teknologi yang rendah karbon. Sebuah bukti empiris menunjukkan bahwa kebijakan tentang isu lingkungan biasanya akan mendorong inovasi teknologi.
Strategi Perdagangan Karbon di Bursa
Seperti yang diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai bahwa perdagangan bursa karbon memiliki potensi pertumbuhan yang cukup tinggi. Oleh karena itu, OJK terus berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk mengupayakan hal tersebut.
Kepala Eksekutif Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mendorong perkembangan positif bursa karbon. Adapun faktor-faktor yang dimaksud yaitu sebagai berikut:
-
Peningkatan Unit Karbon yang Ditransaksikan
Faktor pertama yang dapat mendorong perkembangan bursa perdagangan karbon yaitu adanya Peningkatan jumlah karbon yang ditransaksikan. Disebutkan bahwa adanya potensi peningkatan unit karbon pada PTBA-EU atau allowance dan skema carbon credit atau SPE-GRK.
Inarno menuturkan bahwa hal ini perlu mendapat dukungan dari semua sektor industri. Menariknya, saat ini sudah mulai banyak industri yang memiliki target zero emission, baik itu dari sektor transportasi, industri umum, tambang, hingga perbankan.
-
Perdagangan Investor Asing
Strategi berikutnya yang dapat direalisasikan pada perdagangan karbon yaitu perdagangan bagi investor asing. Hal ini dapat dilihat dari potensi yang dimiliki Indonesia berkat cadangan karbon yang tinggi dari berbagai sektor, terutama kelautan dan kehutanan.
Hal ini dapat dilakukan dengan penerapan pajak karbon. Pasalnya, pajak tersebut dapat mendukung ekosistem perdagangan karbon.
Demikian informasi mengenai perdagangan karbon yang bertujuan untuk menjaga lingkungan terbebas dari polusi. Dalam mendukung upaya tersebut, MUTU International memiliki ekosistem validasi dan verifikasi yang sudah terakreditasi sebagai LVV GRK oleh KAN. Segera cek bisnis Anda agar lebih ramah lingkungan!