Tantangan dan peluang dalam penyusunan DRAM bagi UMKM

Tantangan dan peluang dalam penyusunan DRAM bagi UMKM

Dalam mendukung pengurangan dan mitigasi dari emisi gas rumah kaca, semua pihak memiliki andil untuk bertanggung jawab, khususnya pelaku usaha. Biasanya, pelaku usaha dengan skala besar lebih memiliki dampak signifikan untuk bertanggung jawab atas emisi yang dihasilkan dari kegiatan usahanya. Tak dipungkiri, pelaku usaha dengan skala mikro, kecil dan menengah (UMKM) juga memiliki tanggung jawab untuk meminimalisir emisi yang dihasilkan dari kegiatan usahanya.

Untuk memitigasi emisi, khususnya emisi gas rumah kaca, pelaku usaha dapat menyusun  Dokumen Rencana Aksi Mitigasi (DRAM). Dokumen ini berisi hal-hal strategis untuk mengidentifikasi dan merencanakan tindakan mitigasi terhadap risiko tertentu, seperti bencana alam, perubahan iklim, atau potensi risiko lainnya. Dalam mengimplementasikan DRAM, terdapat peluang dan tantangan yang perlu dihadapi oleh UMKM, diantaranya dijabarkan sebagai berikut.

 

Peluang DRAM bagi UMKM

UMKM memiliki beragam peluang dalam menyusun DRAM, mulai dari ketahanan bisnis hingga menciptakan pasar baru.

  1. Meningkatkan Ketahanan Bisnis

Dengan melakukan penyusunan DRAM, UMKM dapat mengantisipasi dampak bencana dan meminimalisir emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari kegiatan usahanya. Hal ini tentu dapat membantu UMKM untuk mengurangi kerugian operasional dan finansial.

Selain itu, DRAM yang disusun oleh UMKM dapat berisi strategi untuk menghadapi risiko lain seperti inflasi, perubahan harga bahan baku, maupun fluktuasi pasar.

  1. Mendorong Inovasi Bisnis

Penyusunan DRAM dapat memacu UMKM untuk menggunakan teknologi modern, seperti perangkat peringatan dini bencana atau sistem digital untuk pemantauan rantai pasok. Selain itu, UMKM dapat mengembangkan produk yang lebih ramah lingkungan atau mengadopsi proses produksi yang lebih hemat energi.

  1. Akses ke Pendanaan Lebih Mudah

Pemerintah sering memberikan dukungan finansial kepada UMKM yang memprioritaskan mitigasi risiko dalam bisnisnya, seperti melalui dana hibah atau pinjaman dengan bunga rendah. Selain itu, Banyak lembaga donor atau program pembangunan internasional mendukung UMKM untuk meningkatkan resiliensi terhadap perubahan iklim dan risiko lainnya.

Hal ini juga dapat memudahkan UMKM untuk mendapatkan akses pelatihan dan pendampingan yang lebih mudah dan mendapatkan askes prioritas untuk bermitra dengan pelaku usaha besar maupun perusahaan asing.

  1. Peningkatan Trust terhadap Brand

Dewasa ini, pelanggan semakin sadar akan pentingnya keberlanjutan dan mitigasi risiko. UMKM yang menunjukkan komitmen melalui DRAM dapat menarik lebih banyak pelanggan yang peduli terhadap isu lingkungan dan tanggung jawab sosial. Tak hanya itu, UMKM yang memiliki rencana mitigasi dianggap lebih matang dalam manajemen risiko, sehingga menarik bagi investor atau mitra bisnis.

  1. Pengembangan Kemitraan

Penyusunan DRAM sering membutuhkan kerja sama dengan pemerintah, LSM, atau akademisi. Ini membuka peluang bagi UMKM untuk membangun jaringan baru yang bermanfaat bagi pengembangan bisnis. Hal ini juga membuka peluang bagi UMKM untuk bekerja sama dengan komunitas setempat dalam upaya mitigasi risiko, seperti pembentukan kelompok tanggap darurat atau pengelolaan ekosistem.

  1. Meningkatkan Kompetensi Internal

Proses penyusunan DRAM melatih pelaku UMKM untuk lebih memahami analisis risiko, perencanaan strategis, dan pengelolaan krisis. DRAM juga dapat membantu UMKM memperkuat struktur internal mereka dengan membentuk tim khusus untuk menangani risiko.

  1. Peluang Pasar Baru

DRAM dapat membantu UMKM memanfaatkan potensi pasar baru yang lebih tangguh terhadap risiko. Contohnya, produk ramah lingkungan dapat dipasarkan ke segmen konsumen yang peduli pada isu keberlanjutan.

  1. Rantai Pasok Lebih Tangguh

Banyak regulasi di Indonesia, seperti PP 29 Tahun 2021 tentang perdagangan dan peraturan tentang keselamatan pangan atau produk manufaktur, mengutamakan keamanan dan keberlanjutan rantai pasok. DRAM dapat membantu UMKM memastikan kelangsungan bisnis mereka dalam situasi darurat.

UMKM dengan DRAM yang efektif dianggap lebih andal oleh mitra bisnis, terutama perusahaan besar yang ingin mengurangi risiko gangguan rantai pasok. Pasar internasional sering kali mensyaratkan pemenuhan standar risiko dan keberlanjutan, sehingga DRAM meningkatkan peluang UMKM untuk menembus pasar global.

  1. Pengakuan atas Keberlanjutan dalam Sertifikasi

Beberapa regulasi, seperti dalam sektor pangan (BPOM) atau sertifikasi produk ekspor (SNI dan lainnya), mensyaratkan manajemen risiko sebagai bagian dari audit atau sertifikasi. DRAM dapat menjadi bukti manajemen risiko yang efektif.

UMKM yang menyusun DRAM dapat memenuhi syarat untuk mendapatkan sertifikasi produk atau proses, yang menjadi nilai tambah untuk pasar domestik dan internasional. Sertifikasi yang didukung oleh DRAM memberikan citra profesional dan kepercayaan lebih besar dari konsumen.

 

Tantangan DRAM bagi UMKM

Selain beragam peluang, nyatanya tantangan yang dihadapi UMKM dalam penyusunan DRAM tidak dapat dihindari. Beberapa tantangan besar yang biasanya dihadapi antara lain:

  1. Keterbatasan Pengetahuan dan Kapasitas

Sebagian besar pelaku UMKM belum memiliki pengetahuan tentang mitigasi risiko atau langkah-langkah penyusunan DRAM. Selain itu, karena masih bersifat merintis, UMKM sering tidak memiliki staf atau tenaga ahli yang dapat membantu menganalisis risiko atau merancang rencana mitigasi.

  1. Terbatasnya Sumber Daya Finansial

Sebagian besar UMKM beroperasi dengan modal terbatas, sehingga sulit untuk mengalokasikan dana khusus untuk mitigasi risiko. Adapun secara prioritas, fokus utama UMKM biasanya pada keberlangsungan operasional sehari-hari, bukan pada pengelolaan risiko jangka panjang.

  1. Keterbatasan Teknologi

UMKM seringkali belum memiliki kapabilitas yang mumpuni untuk mengakses atau membeli teknologi yang relevan untuk mitigasi, seperti perangkat analitik atau alat deteksi dini. Adopsi teknologi modern juga dapat terhambat karena pelaku UMKM kurang memahami cara penggunaannya.

  1. Kesadaran Rendah akan Risiko

Banyak UMKM menganggap risiko bencana atau perubahan lingkungan sebagai hal yang jarang terjadi sehingga tidak dianggap prioritas.terlebih, minimnya contoh keberhasilan UMKM lain dalam mitigasi risiko membuat pelaku usaha ragu untuk menginvestasikan waktu dan dana.

  1. Kompleksitas Regulasi

Tidak semua UMKM memahami kebijakan pemerintah terkait mitigasi risiko, seperti peraturan zonasi wilayah rawan bencana atau kebijakan lingkungan. Terlebih, dalam mematuhi regulasi seringkali membutuhkan biaya tambahan, seperti sertifikasi atau penyesuaian proses produksi.

  1. Kurangnya Dukungan

Tidak semua pemerintah daerah memberikan perhatian khusus kepada UMKM dalam penyusunan DRAM. UMKM pun sering kali tidak memiliki akses ke organisasi atau lembaga yang dapat membantu mereka menyusun DRAM.

  1. Tantangan Terkoneksi dengan Pemangku Kepentingan

Kolaborasi antara UMKM dengan pihak lain, seperti pemerintah atau komunitas, sering kali tidak berjalan efektif karena perbedaan prioritas. Pemangku kepentingan seperti komunitas atau lembaga donor mungkin memiliki ekspektasi tinggi yang sulit dipenuhi oleh UMKM dengan kapasitas terbatas.

 

Strategi Menghadapi Tantangan dan Memanfaatkan Peluang

Meski menghadapi beragam tantangan, hal-hal berikut dapat dijalankan untuk membantu UMKM dalam penyusunan DRAM.

Penyediaan Template Sederhana DRAM

Membuat panduan dan template yang mudah digunakan oleh UMKM, sesuai dengan kapasitas mereka dapat memudahkan UMKM untuk melaksanakan penyusunan DRAM.

Pelatihan dan Penyuluhan

Pemerintah atau LSM dapat menyediakan pelatihan gratis tentang penyusunan DRAM, termasuk analisis risiko dan perencanaan mitigasi.

Kemitraan dengan Lembaga Dukungan

UMKM dapat bermitra dengan lembaga keuangan, universitas, atau komunitas untuk memperoleh pendampingan teknis dan finansial.

Insentif dari Pemerintah

Pemerintah dapat memberikan insentif berupa subsidi atau keringanan pajak kepada UMKM yang mengintegrasikan DRAM dalam bisnis mereka.

Pemanfaatan Teknologi Digital

Aplikasi berbasis web atau ponsel dapat memudahkan UMKM mengakses data risiko, merancang DRAM, dan memonitor implementasi.

Peningkatan Akses Informasi

Pemerintah perlu menyediakan data risiko berbasis wilayah dan contoh kasus mitigasi risiko yang dapat diakses secara terbuka.

Dengan menghadapi tantangan secara strategis dan memanfaatkan peluang yang ada, UMKM dapat menjadikan DRAM sebagai alat penting untuk meningkatkan ketahanan dan keberlanjutan bisnis mereka di masa depan.