597 Petani Sawit Tapanuli Selatan lulus sertifikasi RSPO

597 Petani Sawit Tapanuli Selatan lulus sertifikasi RSPO

Penerapan praktik perkebunan lestari dalam industri kelapa sawit dapat membawa petani sawit mandiri memperoleh sertifikasi RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil). RSPO adalah sebuah lembaga internasional yang didirikan pada tahun 2004 dengan tujuan untuk mempromosikan produksi kelapa sawit yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan sosial. Sertifikasi RSPO menunjukkan bahwa perkebunan kelapa sawit memenuhi standar keberlanjutan yang ditetapkan oleh RSPO.

Sekda Tapanuli Selatan, Sofyan Adil mewakili Bupati Dolly secara simbolis menyerahkan Sertifikat RSPO kepada SJLS dan PSMB di Aula Tor Sibohi Hotel, Sipirok pada Senin (28/8). Penyerahan secara simbolis tersebut ditujukan pada 597 Petani Sawit Mandiri Tapanuli Selatan yang telah dinyatakan lulus sertifikasi RSPO. Petani Sawit Mandiri yang telah melakukan penerapan praktik perkebunan lestari tersebut tergabung dalam dua asosiasi petani pertama di Kabupaten Tapanuli Selatan. Kontribusi yang telah diberikan oleh kedua asosiasi tersebut sejumlah 859,51 Ha lahan sawit secara berkelanjutan diikuti dengan penambahan pendapatan hingga 1,4 milyar.

Dalam Pertemuan Besar Tahunan Tim Pelaksana Rencana Aksi Daerah (RAD) Kelapa Sawit Berkelanjutan (KSB) atau dikenal dengan Forum Kelapa Sawit Berkelanjutan Tapanuli Selatan (FoKSBI), Bupati Tapanuli Selatan beserta para pemangku kepentingan yang tergabung dalam FoKSBI memberikan apresiasi pada kedua asosiasi. Bukan hanya petani, pertemuan tersebut juga menghadirkan Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara, Kepala Bappeda, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala Dinas Pertanian, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, BBKSDA Wilayah III, KPH Wilayah X, para camat di sentra sawit, juga NGO.

Dalam sambutannya, Bupati Tapanuli Selatan, H. Dolly Pasaribu, S.Pt, M.M mengungkapkan secara langsung dukungan serta apresiasi terhadap kedua asosiasi.

“Saya sangat mengapresiasi capaian yang sudah didapat dan saya harap capaian ini dapat terus ditingkatkan,” ungkap Dolly.

Selain itu, Dolly juga berpesan agar Kepada Tim Pelaksana RAD KSB Tapanuli Selatan dapat menjalin kolaborasi sebagai langkah baik untuk mewujudkan perkebunan sawit berkelanjutan, khususnya bagi petani sawit mandiri. Hal demikian diungkapkan mengingat perjalanan panjang petani sawit mandiri hingga mendapatkan sertifikasi RSPO. Sekurang-kurangnya, butuh waktu hingga 5 tahun bagi para petani sawit mandiri untuk memperoleh sertifikasi, terhitung sejak 2018 lalu.

Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan melalui Dinas Pertanian Daerah dan FoKSBI melakukan kolaborasi dengan Konservasi Indonesia melalui Program Sekolah Lapang Sawit Berkelanjutan. Kolaborasi ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas para petani sawit, terlebih lagi petani sawit mandiri.

Field Program Manager Konservasi Indonesia, Isner Manalu menyatakan bahwa Program Sekolah Lapang Sawit Berkelanjutan dilakukan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam pada petani sawit mengenai praktik perkebunan sawit berkelanjutan.

“Kami percaya bahwa dengan mendorong petani melakukan intensifikasi, lahan sawit di dalam kawasan hutan dapat dicegah. Kegiatan Sekolah Lapang ini juga telah berdampak pada peningkatan produksi sawit hingga 25%,” ujar Isner.

Januari 2023, Sawit Jaya Lestari Saseba (SJLS) menjadi asosiasi pertama yang menerima sertifikasi mencakup area seluas 293,69 hektar, dengan volume tandan buah segar (TBS) 5,065,55 MT. Kemudian pada Mei 2023, Petani Sawit Muara Batangtoru (PSMB) menyusul perolehan sertifikasi dengan cakupan area bersertifikat seluas 601,82 hektar dan volume TBS sebanyak 12.296 MT.

Penerapan praktik perkebunan lestari yang dilakukan oleh petani sawit melalui Program Sekolah Lapang diharapkan dapat membantu petani sawit mandiri memenuhi kriteria sertifikasi RSPO. Dengan memperoleh sertifikasi RSPO, petani sawit dapat memasarkan produk mereka sebagai produk kelapa sawit berkelanjutan dan ramah lingkungan sekaligus membuka akses ke pasar yang memprioritaskan produk-produk yang mematuhi standar keberlanjutan.

 

Mutu Internasional melayani Sertifikasi ISPO

PT Mutuagung Lestari Tbk atau Mutu International merupakan perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1990. Kami melayani berbagai jasa pengujian, inspeksi, dan sertifikasi untuk berbagai macam industri. Tim ahli kami yang didukung oleh pengalaman selama lebih dari 30 tahun, bekerja untuk mengidentifikasi masalah dan menyarankan solusi yang sesuai, guna meningkatkan kinerja perusahaan Anda secara efektif dan efisien.

MUTU menyediakan jasa sertifikasi untuk berbagai sektor, yaitu sektor Pertanian (Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), dan lain-lain, Industri Jasa Publik (sistem manajemen mutu, sistem manajemen lingkungan, sistem manajemen keamanan informasi, dan lain-lain), Pangan (Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP)), sistem manajemen keamanan pangan, pangan organic, dan lain-lain), Ekonomi Hijau (sertifikasi gas rumah kaca, ISCC, dan lain-lain), Kehutanan (Forest Stewardship Council (FSC)), pengelolaan hutan produksi lestari, dan lain-lain) dan Produk Kehutanan (Ekolabel, Japanese Agricultural Standard (JAS), dan lain-lain).

Sejak berdirinya bergerak dibidang sertifikasi kehutanan dan industri yang telah memperoleh akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN), Badan Standarisasi Nasional (BSN), Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI), dan lembaga akreditasi mancanegara lainnya.Untuk melakukan pengurusan sertifikasi ISPO, Anda bisa menghubungi MUTU International.

Silahkan hubungi MUTU International melalui E-Mail: [email protected], Telepon: (62-21) 8740202 atau kolom Chat box yang tersedia. Hubungi MUTU International sekarang juga. Follow juga seluruh akun sosial media MUTU International di Instagram, Facebook, Linkedin, Tiktok, Twitter , Youtube dan Podcast #AyoMelekMUTU untuk update informasi menarik lainnya.