03 Feb INDONESIA AKAN OVERSUPPLY JAGUNG DALAM TIGA BULAN KE DEPAN
[:id]Jakarta (18/1/2017), bertempat dikantor Kementerian Pertanian (Kementan), Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) menggelar rapat terkait supply jagung.
GPMT merupakan perusahaan swasta yang digandeng Kementerian Pertanian untuk melakukan kerjasama untuk menyerap produksi jagung lokal, hal ini terbukti ampuh dengan turunnya impor jagung Indonesia sebesar 66%.
Mentan Amran mengatakan bahwa Indonesia akan oversupply jagung dalam tiga bulan ke depan karena produksi di sejumlah daerah meningkat signifikan. Hal ini karena kerjasama yang baik antara pemerintah dan perusahaan swasta.
“Kita bekerja bersama-sama sehingga produksi kita meningkat, ini sinergi yang baik dan impor jagung kita turun 66%. Sehingga sekarang mereka justru ada kekhawatiran over suplai dalam waktu dekat,” ungkap Amran.
Oversupply sendiri diprediksi akan terjadi pada musim panen Maret-April 2017 nanti yang akan mencapai 12 juta ton atau naik dari tahun lalu yang hanya sebesar 10 juta ton.
“Kebutuhan jagung kita baik untuk pakan maupun konsumsi hanya sebsar 1,7 juta ton per bulan atau 20,4 ton per tahun,” jelasnya.
Dengan oversupply ini, Kementan dan GPMT juga akan meminta kerjasama dengan Bulog untuk menyimpan sebagian jagung untuk disimpan di gudang Bulog, dimana gudang GPMT tidak mampu menampung produksi yang berlebih.
Amran menambahkan, pihaknya mengapresiasi GPMT yang telah proaktif membangun gudang-gudang dan dryer untuk jagung di berbagai daerah.
“Saya juga baru tahu ini kalau mereka ternyata sudah membangun gudang-gudang dan dryer dengan biaya sendiri. Rupanya GPMT sudah siap mengantisipasi akan adanya oversupply dan dikurangi impor jagung. Saya sangat mengapresiasi hal ini,” ujar Amran.
Pemerintah menargetkan bisa menciptakan swasembada jagung paling lambat 2018 nanti. Salah satu komoditas yang ditargetkan tidak akan impor dalam dua tahun ke depan. Untuk mewujukan hal tersebut, Mentan Amran pun bergerilya ke sejumlah daerah untuk mendongkrak produksi jagung agar impor jagung bisa ditutup total.
“Jadi kalau sudah ada tambahan produksi jagung, kita bisa kurangi impor. Impor jagung kita tahun ini turun kurang lebih 3 juta ton, itu nilainya Rp 7 triliun-Rp 8 triliun, padahal baru sekali gerak,” pungkas Amran.
Sumber :
Marketing Communication
PT. MUTUAGUNG LESTARI
[:en]Jakarta, Jan. 18th. Taking place at the Ministry of Agriculture’s office, the Minister of Agriculture, Mr. Andi Amran Sulaiman and the Joint Association of Lot feed Producers (GPMT) held a meeting about the supply of corn.
GPMT is group of Companies who are invited by the Ministry of Agriculture to cooperate in absorbing local corn harvests. This was proved to be successful with the decrease in percentage of Indonesian import which became 66%.
The Minister said that Indonesia will have an oversupply of corn in the next 3 month as there were significant production increases in many areas. This was caused by good cooperation between the government and private sectors. “We cooperate so that our production numbers increase, this is a good synergy and our corn imports decrease 66%. Now they are concerned for the coming oversupply.” Said the Minister.
The oversupply itself is predicted to happen in the harvesting season of March-April this year and it will be in the amount of 12 million tons, an increase from last year’s 10 million tons.
“Our corn consumption and feed lot is only 1,7 million ton monthly or 20.4 million tons annually.” He explained. With this oversupply, the Ministry and GPMT will also extend cooperation with BULOG to store excess on corn harvests in their warehouses, as GPMT’s warehouses cannot receive enough excess products. He added that he appreciated GPMT who pro-actively constructed ware houses and dryers for the commodity in many regions.
“I just know that they actually constructed warehouses and dryers at their own expenses. It seems that GPMT is ready to face the oversupply and decrease of corn imports. I really appreciate this.” Said the Minister.
The Government targeted to be able to be corn self-sufficient later or at least in 2018. This is one of the commodity which is not to be imported in the next 2 years. For that purpose, the Minister is going to further influence to many regions to boost corn production and shut down imports of the commodity.
“So, if there is an additional of corn production, imports can be suppressed. Our corn imports this year has been decreased by 3 million tons amounted in Rupiah 7 to 8 billion, this is just in one movement.” He pointed out.
Sumber:
Marketing Communication
PT.MUTUAGUNG LESTARI[:]