Jangan Ketinggalan Beradaptasi di Masa Pandemi

Berawal dari himbauan pemerintah untuk bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah selama pandemi Covid-19, hidup manusia dipaksa untuk berubah. Sebelumnya manusia banyak berinteraksi secara langsung dan tatap muka. Kini, segala interaksi mengandalkan perangkat-perangkat digital dan gawai. Bersemayam potensi ancaman bagi mereka yang enggan menggunakan gawai atau perangkat digital, yaitu hidupnya tidak terlayani dan tentunya akan mengalami kesulitan berkomunikasi dan terhubung dengan manusia lainnya.

Transformasi awal yang terjadi yaitu beradaptasi dengan cara kerja baru. Akibat pergerakan yang dibatasi demi mencegah penyebaran virus Sars-CoV 2, manusia memikirkan alternatif supaya hajat dan kepentingan masing-masing dapat dijalankan tanpa harus berjumpa langsung. Contohnya saja kegiatan audit yang kini disesuaikan dengan regulasi pandemi sehingga bisa dilakukan secara jarak jauh atau remote auditing.

Beberapa jenis audit yang bisa dilakukan secara jarak jauh seperti ISO 9001, 14001, 45001, dan 22001, baik sebagian maupun seluruh proses. Namun, ini hanya bentuk alternatif beradaptasi dengan regulasi-regulasi pandemi. Sejatinya audit paling optimal dilakukan dengan kunjungan dan bertemu secara langsung. MUTU, sebagai penyedia jasa uji, inspeksi, dan sertifikasi tingkat internasional, telah melakukan proses audit secara jarak jauh untuk memenuhi kebutuhan klien selama masa pandemi.

Cara berkomunikasi yang baru turut menjadi tantangan besar dalam bertransformasi di masa pandemi. Beberapa hal yang berbeda degan cara komunikasi yang serba bergantung kepada gawai dan elektronik yaitu sulitnya membaca gestur dan menangkap pesan yang tidak diucapkan oleh lawan bicara. Kedua hal tersebut penting untuk memahami secara menyeluruh maksud dari lawan bicara. Tentunya menangkap pesan yang utuh dari lawan komunikasi lebih mudah bila komunikasi dilakukan secara tatap muka. Lalu, bagaimana dengan kondisi saat ini yang terbatas tatap monitor?

Keterbatasan menangkap sinyal-sinyal pesan dalam berkomunikasi masih bisa dikompensasi dengan menambah intensitas komunikasi. Misalnya, dengan memperpanjang waktu berkomunikasi maupun dengan bertanya lebih banyak. Tujuannya, kedua belah pihak betul-betul memiliki pemahaman yang sama terhadap suatu hal yang dibicarakan. Apalagi bila menyangkut profesi ataupun bisnis. Selain itu, hal penting lainnya yang harus dilakukan sebagai upaya beradaptasi di dunia saat ini yaitu kepiawaian menggunakan media-media komunikasi digital atau elektronik yang semakin berkembang.

Apakah imbas bagi manusia ataupun organisasi yang tidak mampu bertransformasi mengikuti perkembangan cara bekerja dan berkomunikasi anyar? Jika berbicara mengenai bisnis, tentu sebuah entitas bisnis akan kalah dengan pesaingnya bila sulit berkomunikasi. Masyarakat dunia pun berbondong-bondong beradaptasi. Bagi mereka yang tertinggal pastilah merugi dari segi profit maupun perkembangan.

Cara-cara baru yang dilakukan selama pandemi sebagai bentuk adaptasi ternyata juga memiliki kemungkinan untuk terus dilanjutkan pascapandemi. Pada beberapa situasi dan kondisi, komunikasi secara bermedia digital ataupun elektronik lebih hemat ongkos produksi. Wajar saja bila di masa depan cara berkomunikasi yang kita lakukan sekarang terus dilanjutkan. Misalnya saja konsep kantor virtual yang semakin marak dijalani selama 1,5 tahun kebelakang ini.

 

Sumber :
Kantor Komunikasi
Mutu International

(Dirangkum dari perbincangan Instagram Live Kamis BerMUTU Episode 1, narasumber Dr. Firman Kurniawan)