30 Nov Bagaimana Petani Sawit Bisa Ikut Jaga Lingkungan
Tak sedikit berita yang memunculkan stigma negatif bahwa industri kelapa sawit cenderung menimbulkan dampak yang buruk pada lingkungan. Tak hanya itu, sering pula kegiatan kelapa sawit disangkut pautkan dengan emisi gas rumah kaca. Padahal, dengan pengelolaan kelapa sawit yang bijak, maka hal tersebut tidak akan terjadi secara masif. Di sinilah semua pihak terkait, termasuk petani sawit, memiliki peranan penting.
5 Peranan Sertifikasi untuk Petani Sawit bagi Lingkungan
Salah satu contoh nyata dari pengelolaan kelapa sawit yang bijak adalah dengan kepemilikan sertifikasi, terutama Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO). Mari kita bongkar bersama, apa saja peranan sertifikasi ini yang dapat membantu produsen sawit menjaga lingkungan.
1. Bahan baku yang berkelanjutan
Sertifikasi ISPO mengatur standar pengelolaan pertanian kelapa sawit yang terstruktur dan ramah lingkungan. Untuk memenuhi hal ini, Anda harus terus memastikan bahan baku pertanian sesuai dengan permintaan industri.
Tak hanya itu, penting juga untuk memastikan bahan baku berkelanjutan yang digunakan selalu aman dan sesuai standar. Jadi, hasil kelapa sawit bisa lebih berkualitas, di saat yang sama keseimbangan lingkungan juga tetap dalam batas.
2. Penerapan Good Agricultural Practices
Secara umum seluruh jenis pertanian yang baik bisa berkiblat pada GAP atau Good Agricultural Practice. GAP sendiri adalah sistem sertifikasi hasil pertanian berkelanjutan yang telah memenuhi syarat ramah lingkungan, mulai dari penggunaan teknologi hingga prosesnya. Sistem ini sudah banyak diterapkan di banyak negara-negara maju.
Indonesia sendiri sudah menganut sistem ini. Pasalnya, GAP menjadi salah satu syarat dari sertifikasi ISPO. Dengan mengikuti pedoman GAP, petani sawit bisa belajar mengurangi dampak negatif pertanian terhadap ekosistem sekitar. Selain itu, langkah ini juga bisa membantu petani untuk belajar memanfaatkan limbah untuk sesuatu yang menguntungkan dan tidak terbuang sia-sia yang hanya menjadi musuh lingkungan.
3. Pemenuhan Sustainable Development Goals PBB
Produsen kelapa sawit yang telah mengikuti pedoman sertifikasi dan sudah mulai sadar sekaligus bertindak untuk kelangsungan lingkungan maka juga dianggap memulai kontribusi pada pemenuhan Sustainable Development Goals (SDG) PBB, loh.
Ada 4 jenis goal SDG yang bisa dikelompokkan pada pelestarian lingkungan melalui pertanian kelapa sawit ini, di antaranya SDG 1 (No Poverty) dan SDG (Zero Hunger) melalui peningkatan pendapatan petani sawit. Tak hanya itu, ada pula kontribusi pada SDG 6 (Clean Water and Sanitation) melalui pengelolaan keseimbangan ekosistem pertanian yang secara berkesinambungan juga berhubungan dengan SDG 13 (Climate Action).
4. Mencegah polusi dari kegiatan agrikultur
Pengelolaan pertanian yang hanya berorientasi pada kuantitas bisa menimbulkan dampak merugikan pada lingkungan. Dengan sertifikasi yang dapat menjaga batas dan kualitas pertanian, maka dampak negatif, seperti limbah, dapat dicegah. Contohnya, Pestisida dan penggunaan bahan kimia lain yang berlebih dapat menimbulkan limbah.
Limbah yang berkelanjutan akan menimbulkan berbagai jenis polusi, mulai dari polusi udara, tanah, hingga air. Polusi-polusi tersebut tentunya bukan hanya merupakan dampak buruk pada lingkungan tapi juga bisa menjadi boomerang untuk kegiatan agrikultur Anda karena ekosistem sekitarnya sudah rusak. Dengan pertanian yang sesuai dengan standar sertifikasi, maka hal ini tentunya tidak akan terjadi.
5. Menyeimbangkan produktivitas dan kelestarian lingkungan
Produktivitas lingkungan memang penting, tapi jika tidak diimbangi dengan tindakan pelestarian lingkungan, maka dalam jangka panjang justru akan berdampak pada hasil pertanian Anda.
Sistem pertanian untuk petani sawit yang terkandung dalam proses sertifikasi dapat membantu Anda untuk merealisasikan keduanya, produktivitas dan kelestarian secara sekaligus. Mulai dari standar penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan, mencari varietas yang lebih tahan hama, dan lain-lain.
Bantuan dari Pemerintah untuk Petani Sawit
Kegiatan pertanian sawit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan tentunya tidak dapat dilakukan secara merata tanpa adanya keterlibatan semua pihak mulai dari petani sawit, Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), perusahaan sawit, hingga pemerintah.
Posisi pemerintah disini bisa menjadi pembentuk inovasi-inovasi terbarukan, salah satu contohnya seperti pelaksanaan carbon trading. Jadi, pendapatan tambahan yang didapatkan oleh produsen yang sudah melakukan tindakan baik untuk lingkungan bisa menjadi semacam ‘stimulan’ agar mereka terus melakukan tindakan positif tersebut.
Peran petani sawit dalam menjaga lingkungan ternyata bisa dibilang sangat besar, ya? Untuk menjaga keberlanjutan lingkungan tersebut, Anda bisa turut terus berpartisipasi dalam pertanian yang sudah sesuai dengan standar sertifikasi ISPO yang mereka punya. Kalau Anda ingin tahu lebih lanjut terkait sertifikasi dan kaitannya dengan pertanian kelapa sawit berkelanjutan, maka langsung saja cek website MUTU International secara berkala.
Silahkan hubungi MUTU International melalui E-Mail: [email protected], Telepon: (62-21) 8740202 atau kolom Chat box yang tersedia. Hubungi MUTU International sekarang juga. Follow juga seluruh akun sosial media MUTU International di Instagram, Facebook, Linkedin, Tiktok, Twitter , Youtube dan Podcast #AyoMelekMUTU untuk update informasi menarik lainnya.