Mutuagung Lestari (MUTU) Terbitkan 271 Sertifikat ISPO, Bidik Sertifikasi Sawit Skala Kecil dengan Capaian 37%

DEPOK, – Sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) hingga April 2024 sudah melingkupi lahan seluas 5,6 juta hektare (ha) atau sekitar 37% dari total target keseluruhan lahan seluas 16,38 juta ha yang akan disertifikasi (berdasarkan data Kementerian Pertanian).

“Hal ini sangat disayangkan, mengingat di dalam ISPO sendiri banyak membahas aspek-aspek keberlanjutan serta praktek pertanian yang ramah lingkungan,” kata Presiden Direktur PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU International) Arifin Lambaga, di Depok, Rabu (24/7/2024).

Selain sebagai salah satu langkah untuk mendukung praktek pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, pelaksanaan ISPO sendiri juga memiliki manfaat bagi para pelaku usaha sawit. “Banyak perusahaan dan konsumen internasional kini memprioritaskan produk sawit yang diproduksi secara bertanggung jawab dan terverifikasi keberlanjutannya,” lanjut Arifin.

Menurutnya, dengan memiliki sertifikasi ISPO, petani sawit dapat memenuhi persyaratan pasar yang semakin ketat terkait keberlanjutan. Adapun MUTU International telah berpengalaman melayani jasa pengujian, inspeksi, dan sertifikasi industri perkebunan sawit di Indonesia. Fokus bisnis perseroan pada natural resources dan green economy, sharia economy, dan digital economy.

Hingga Juni 2024, MUTU International telah mengeluarkan sebanyak 271 sertifikat ISPO. Dari sertifikat yang telah dikeluarkan, sebagian besar masih dimiliki oleh usaha sawit dalam skala besar. Padahal, menurut Arifin, kepemilikan sertifikat ISPO untuk usaha sawit dalam skala kecil juga tak kalah penting.

“Terdapat perbedaan sistem sertifikasi antara usaha sawit dengan skala besar dan dengan skala kecil. Hal ini diharapkan memudahkan usaha sawit dalam skala kecil untuk dapat memiliki sertifikat ISPO,” ucap Arifin.

Arifin menekankan, dalam usaha sawit skala kecil, sangat diharapkan peran dari koperasi petani sawit. Koperasi dianggap sebagai ujung tombak dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya sertifikasi berkelanjutan serta komitmen petani dalam mematuhi peraturan pemerintah dan praktik terbaik.

Partisipasi petani dalam program mandatory ISPO 2025 diharapkan dapat meminimalisasi dampak negatif dari sektor kelapa sawit dan meningkatkan keuntungan ekonomi serta kesejahteraan petani. “Semakin banyak petani sawit yang mendapatkan sertifikasi berkelanjutan, semakin baik pula citra industri kelapa sawit Indonesia,” ujarnya.

Dengan memperoleh sertifikasi ISPO, pelaku usaha sawit memiliki akses lebih baik terhadap pasar yang semakin menuntut produksi secara bertanggung jawab. Hal positif dari sertifikasi ini dapat memberikan keunggulan kompetitif, terutama di pasar yang sangat menghargai praktik bisnis berkelanjutan. “Keunggulan kompetitif ini yang diharapkan bisa dimiliki oleh semua skala usaha sawit,” ucap Arifin.