28 Mar Jenis Limbah Anorganik dan Cara Pengolahannya
Limbah anorganik memerlukan waktu penguraian yang begitu lama, bahkan penguraiannya dapat mencapai ratusan tahun lamanya. Dari berbagai jenis limbah, jenis limbah anorganik menjadi masalah paling sering dihadapi sekarang ini.
Keberadaan limbah anorganik merupakan dampak dari adanya pemenuhan kebutuhan manusia. Jumlahnya yang terus meningkat setiap tahunnya, membuat kita harus melakukan pengolahan yang tepat untuk mengatasi penumpukan limbah di beberapa tempat di sekitar kita.
Jenis limbah anorganik adalah jenis sampah yang diproduksi dari bahan non hayati atau dari sumber daya alam yang tidak bisa diperbarui melalui proses teknologi pengelolaan industri dan tambang.
Sebagian besar dari jenis limbah yang tidak bisa terurai oleh alam maupun mikroorganisme.
Jenis Limbah Anorganik
Pada dasarnya, limbah anorganik dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Limbah Anorganik Lunak
Jenis yang pertama adalah limbah anorganik lunak. Limbah anorganik lunak ini sangat mudah dibentuk serta diolah. Hal ini disebabkan karena limbah anorganik lunak memiliki sifat yang lentur.
Umumnya, limbah anorganik dapat didaur ulang dan menghasilkan produk baru. Bahkan, jika dimanfaatkan dengan maksimal dan baik, hasil daur ulang dari limbah anorganik ini mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Bukan hanya itu, daur ulang dari limbah anorganik juga dapat mengurangi masalah lingkungan dan meningkatkan taraf hidup yang dimiliki masyarakat. Jenis dari limbah anorganik lunak seperti limbah plastik, kain, kemasan produk, karet sintetis, dan limbah kertas.
2. Limbah Anorganik Keras
Jenis berikutnya adalah limbah anorganik keras. limbah anorganik keras ini merupakan limbah yang memiliki wujud keras dan padat. Limbah ini bisa membusuk dan sulit diuraikan.
Proses pengelolaan serta penghancuran dari limbah anorganik keras membutuhkan teknologi kompleks, seperti pengeringan, pencucian serta pemanasan. Beberapa contoh limbah anorganik keras seperti limbah logam, limbah kaca serta limbah keramik.
3. Limbah Anorganik Gas
Salah satu limbah anorganik yang jarang didengar adalah limbah anorganik gas. Limbah anorganik ini merupakan limbah yang tidak bisa diraba indera. Umumnya, limbah anorganik berasal dari cerobong asap industri atau pabrik ketika melakukan proses produksi.
Gas atau asap tersebut dapat berbahaya karena bisa menyebabkan bumi menjadi semakin panas, serta rawan pada hujan asam. Bahkan polutan tersebut juga dapat menjadi semakin meningkat.
Cara Pengolahan Limbah Anorganik
Setelah mengenal jenis limbah anorganik, berikutnya adalah cara pengolahan yang dimilikinya. Berikut sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk mengolahnya, antara lain:
1. Mencegah serta Mengurangi Sampah dari Sumber
Mengurangi serta mencegah sampah dari sumber dapat dilakukan dengan cara memilih atau memilah sampah antara organik dan limbah anorganik. Pemisahan ini dilakukan dengan cara menyediakan tempat sampah untuk jenis sampah berbeda-beda.
2. Memanfaatkannya Kembali
Pengelolaan limbah anorganik yang lainnya adalah memanfaatkan kembali produk tersebut. Contohnya saja seperti menggunakan kertas yang berasal dari hasil daur ulang untuk membuat berbagai macam kerajinan yang berasal dari sampah plastic.
3. Membentuk Bank Sampah
Upaya lain yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi tumpukan limbah anorganik adalah membentuk bank sampah. Bank sampah dapat memberi peluang menabung dan menjaga lingkungan dari dampak limbah anorganik.
Bila dilihat secara umum, sistem yang dimiliki bank sampah Indonesia terbagi menjadi 3 tahap yaitu:
- Pemilahan. Dalam tahap pemilahan, sampah akan dipisahkan menjadi 2 kategori yaitu organik serta limbah anorganik. Jenis limbah anorganik, nantinya limbah akan dipilih kembali ke beberapa jenis yaitu plastik, kertas, botol dan besi.
- Sampah organik akan diolah kembali menjadi pupuk kompos. Sedangkan limbah anorganik akan disetorkan pada bank sampah.
- Penyortiran. Proses berikutnya adalah penyortiran. Bila limbah anorganik sudah terkumpul, limbah anorganik dapat langsung disetor di bank sampah dan dikategorikan sebagai deposit. Deposit sampah ini mirip dengan uang yang disetor pada bank konvensional.
- Penjualan. Sampah yang ditimbang juga akan dikonversikan dalam bentuk uang di rekening bank sampah. Bila penyetoran dilakukan oleh nasabah baru, nantinya nasabah akan diminta untuk membuat rekening. Salah satu hal yang harus diingat adalah harga dari sampah ini dapat berbeda-beda.
Beda Limbah Anorganik dan Limbah Organik
Setelah mengetahui berbagai jenis limbah anorganik, berikutnya adalah perbedaan dari limbah anorganik serta organik. Sebenarnya, terdapat sejumlah perbedaan mendasar antara limbah anorganik serta limbah organik yang bisa dilihat dari berbagai hal, seperti:
1. Sumber
Perbedaan pertama ada pada sumber. Umumnya, limbah organik berasal dari sisa organisme mulai dari manusia, hewan maupun tumbuhan. tetapi, limbah anorganik berbeda, limbah anorganik berasal dari organisme yang tidak hidup.
2. Kandungan
Umumnya, sampah organik memiliki kandungan karbon serta ikatan hidrogen. Selain itu sampah organik juga memiliki kandungan komposisi yang sangat kompleks bila dibandingkan dengan limbah anorganik.
Bukan hanya itu, limbah anorganik juga tidak mempunyai kandungan karbon. Umumnya, limbah anorganik mempunyai materi tidak hidup serta memiliki kandungan mineral.
3. Ketahanan Panas
Umumnya, limbah organik sangat mudah terbakar ketika terkena panas. Hal ini berbeda dengan limbah anorganik yang sangat tahan panas. Namun, ketahanan panas ini juga bergantung dari jenis limbah tersebut.
4. Hasil Reaksi
Sebuah penelitian yang dilakukan menyebut bila sampah organik mempunyai laju reaksi lebih lambat serta tidak menghasilkan garam. Hal ini berbeda dengan limbah anorganik, limbah anorganik mempunyai laju reaksi yang jauh lebih cepat serta bisa membentuk garam.
Ciri Limbah Anorganik
Pada dasarnya ada beberapa ciri dari limbah anorganik, seperti:
1. Tidak Mudah Diurai
Ciri dari limbah anorganik yang pertama ialah tidak mudah diurai. Sehingga, limbah anorganik membutuhkan waktu lama agar dapat diurai. Bahkan, sejumlah limbah anorganik memerlukan waktu sampai puluhan tahun lamanya agar bisa diurai menjadi zat, partikel atau elemen yang ukurannya jauh lebih kecil.
2. Terbuat dari Bahan Manufaktur
Ciri lain limbah anorganik adalah dibuat dari bahan sintetik atau manufaktur. Contohnya saja seperti styrofoam. Limbah anorganik ini dibuat dari campuran sintetis seperti gas CFC serta polistirena yang dapat merusak dan menipiskan lapisan ozon.
3. Bisa Didaur Ulang
Ciri lain limbah anorganik adalah bisa didaur ulang. Walaupun limbah anorganik ini tidak mudah diurai, tetapi limbah anorganik bisa diolah dari proses daur ulang, baik untuk kebutuhan lain atau pun diolah dalam bentuk barang baru yang bermanfaat.
Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, jenis limbah anorganik ini ada berbagai macam. Selain out proses pengolahan harus dilakukan dengan baik agar tidak mencemari lingkungan.
Lebih-lebih jika perusahaan yang Anda miliki menghasilkan limbah yang cukup besar dalam proses produksi. Selain itu, cara pengolahan limbah juga harus sesuai dengan peraturan berlaku, bahkan diawasi oleh orang yang bertanggungjawab dan memiliki sertifikasi tertentu.
Sertifikasi pengolahan limbah bisa diperoleh dengan melakukan sejumlah pelatihan khusus. Untuk mendapatkan sertifikasi pengolahan limbah ini, Anda dapat menyerahkannya pada Mutu Certification.
Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dalam bidang Pengujian, Inspeksi, dan Sertifikasi, serta menjadi mitra terpercaya bagi lebih dari 3.000 perusahaan, tim tenaga ahli profesional Mutu International siap membantu perusahaan Anda.
Silahkan hubungi MUTU International melalui E-Mail: [email protected], Telepon: (62-21) 8740202 atau kolom Chat box yang tersedia. Hubungi MUTU International sekarang juga. Follow juga seluruh akun sosial media MUTU International di Instagram, Facebook, Linkedin, Tiktok, Twitter , Youtube dan Podcast #AyoMelekMUTU untuk update informasi menarik lainnya.