07 Jun Mengenal 9 Jenis Hutan yang Tersebar di Seluruh Dunia
Berbagai jenis hutan tersebar di seluruh dunia. Setiap hutan memiliki berbagai ciri dan fungsinya masing-masing. Secara umum, hutan memiliki fungsi sebagai pemasok oksigen, menjaga keseimbangan ekosistem, serta tempat tinggal untuk berbagai jenis flora dan fauna.
Terdapat berbagai jenis dari hutan, jika dilihat melalui vegetasi dan ciri-cirinya. Selain memiliki manfaat sebagai penyeimbang ekosistem dan lingkungan, terdapat pula berbagai hutan yang memiliki fungsi secara ekonomi bagi masyarakat.
Baca juga: Luas Banget! Ini 7 Daerah Penghasil Hutan Terluas di Indonesia
Jenis Hutan yang Tersebar di Dunia
Berikut adalah berbagai hutan yang tersebar di dunia, mulai dari hutan yang memiliki berbagai vegetasi hingga yang didominasi oleh satu jenis tumbuhan saja.
1. Hutan Hujan Tropis
Jenis hutan pertama adalah hutan hutan tropis. Sesuai namanya, hutan ini berada di lingkungan tropis yang memiliki tingkat kelembaban tinggi karena curah hujan yang stabil dan tinggi setiap tahunnya.
Biasanya, dapat ditemui di wilayah dengan suhu kisaran 20 hingga 30 derajat Celcius. Hutan ini istimewa, karena hanya ada di kawasan yang dilewati garis khatulistiwa.
Karena memiliki sinar matahari yang cukup, maka flora dan fauna yang hidup di hutan ini sangat beragam. Namun, cahaya matahari biasanya tidak mampu sampai ke tengah hutan karena banyaknya pepohonan yang lebat.
Hutan ini menjadi lebih menarik, sebab banyak aktivitas satwa yang dapat ditemui di atas pepohonan, misalnya dari berbagai jenis kera. Banyaknya tumbuhan besar membuat hutan ini menjadi ekosistem yang baik bagi berbagai jenis satwa.
Sebagai kawasan tropis, Indonesia memiliki persebaran hutan ini di berbagai pulau seperti Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Sumatera.
Selain sebagai tempat tinggal untuk berbagai flora dan fauna tropis, hutan ini juga efektif untuk menjadi pemasok oksigen. Selain itu, juga dapat menjadi stabilisator untuk air dan tanah, serta sumber daya di dalamnya dapat digunakan oleh masyarakat sekitar.
2. Hutan Musim
Hutan musim merupakan hutan hasil pengaruh dari adanya pergantian musim. Hal itu membuat jenis tumbuhannya akan sesuai dengan musim tersebut. Biasanya, jenis hutan ini hanya terdiri dari satu jenis atau homogen.
Pepohonan di hutan ini memiliki jarak yang cukup senggang dan memiliki ketinggian hingga 13 meter. Tanaman lebat berdaun hijau akan tumbuh ketika musim hujan. Pada musim kemarau, berbagai jenis tanaman akan menggugurkan daunnya.
Contoh tanaman yang hidup di hutan musim adalah jati, cendana, sengon, bunga anggrek, sagu, kayu putih, ketapang, dan kemiri. Seringkali, hutan diberi nama sesuai dengan nama tanaman yang mendominasi, misalnya hutan jati atau hutan sengon.
Hutan ini memiliki manfaat sebagai pengatur iklim dan air, sumber kayu dan obat alami, serta tempat tinggal flora dan fauna. Di Indonesia, hutan musim banyak ditemui di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara Barat.
3. Hutan Bakau
Sesuai dengan namanya, hutan ini diisi oleh tanaman bakau (Rhizophora sp.). Tanaman ini adalah salah satu yang menyusun dan mendominasi lingkungan mangrove.
Biasanya, bakau hidup di sekitar garis pantai sehingga hidupnya lebih dekat dengan laut. Jenis akarnya tunggang karena telah mengalami berbagai adaptasi dengan kondisi pasang serta surutnya air laut.
Di Indonesia, hutan bakau dapat ditemui di berbagai pesisir pantai, seperti di Pulau Sumatera bagian pantai timur serta Pulau Jawa di sekitar pantai sebelah utara.
Hutan bakau memiliki berbagai manfaat, salah satunya sebagai tempat hidupnya berbagai jenis fauna. Contoh fauna yang ada di sana yaitu kepiting bakau, siput, ikan tembakul, biawak, serta udang. Lingkungan ini menjadi ekosistem dan rantai makanan yang baik.
Fungsi selanjutnya dari hutan bakau adalah sebagai pencegah abrasi. Jenis hutan ini dapat menjaga kawasan pantai dari berbagai ombak yang memiliki potensi menyebabkan abrasi. ombak tsunami juga dapat dicegah oleh tanaman bakau.
Selain itu, hutan bakau juga mampu menjaga kualitas air di sekitarnya serta menjadikan lapisan tanah tetap terjaga dan padat. Dari segi ekonomi, lingkungan ini cocok untuk menjadi tempat wisata, tambak, serta kebun.
4. Hutan Mangrove
Selanjutnya, ada hutan mangrove yang sering disamakan dengan hutan bakau, karena keduanya sama-sama berada di lingkungan pantai. Padahal, terdapat perbedaan dari kedua jenis hutan ini.
Hutan bakau didominasi oleh tanaman bakau, sedangkan hutan mangrove berisi tanaman yang lebih beragam. Hutan mangrove diisi oleh berbagai jenis pohon serta semak yang dapat hidup di pesisir pantai.
Semak dan pohon tersebut membentuk suatu ekosistem, serta terkena berbagai pasang dan surut, lalu terbentuklah hutan mangrove. Karakteristik hutan ini adalah memiliki berbagai jenis tumbuhan yang memiliki akar napas.
Jenis tanaman yang tumbuh di hutan mangrove dapat berguna untuk mengatasi dan mencegah erosi dan abrasi di pantai. Dapat pula menjadi penyaring sampah secara alami supaya sampah tidak sampai ke laut.
Berbagai fauna juga dapat hidup di sini, misalnya kepiting dan berbagai jenis ikan. Sama halnya dengan hutan bakau, kawasan hutan mangrove juga dapat menjadi tempat wisata serta tambak.
Hutan mangrove banyak ditemukan di pantai beriklim subtropis dan tropis, termasuk Indonesia. Di Indonesia, hutan ini banyak ditemui di berbagai pulau, misalnya di Pulau Sumatera bagian pesisir barat dan timur.
Baca juga: 10 Manfaat Hutan Mangrove Bagi Lingkungan Sekitar
5. Hutan Lumut
Jenis hutan selanjutnya adalah hutan lumut. Lumut merupakan tanaman yang belum punya daun serta akar sejati, sehingga hidup di menumpang di berbagai tempat, misalnya tanah batang kayu, atau batu.
Dengan tumpangan itu, lumut mampu menghadapi berbagai lingkungan yang ekstrim. Lumut sering hidup secara berkoloni dan hutan lumut merupakan salah satu habitatnya.
Hutan ini didominasi oleh tanaman lumut, sehingga dapat ditemukan di kawasan dengan suhu rendah, curah hujan tinggi, serta memiliki kelembaban tinggi.
Salah satunya yaitu di Kalimantan Timur, tepatnya di Gunung Lumut. lumut yang tumbuh di sana menempel pada berbagai batang pohon, akar pohon, dan bebatuan.
Fungsi dari hutan lumut adalah sebagai tempat tinggal fauna dan flora yang hidup di lingkungan dengan tingkat kelembaban tinggi. Selain itu, kawasan hutan lumut juga dapat menjadi tempat persembunyian binatang predator dengan cara kamuflase.
6. Hutan Gugur
Sesuai dengan namanya, jenis hutan ini didominasi dengan jenis tumbuhan yang akan menggugurkan daunnya ketika tiba di musim tertentu. Biasanya, jenis tumbuhan itu disebut dengan tumbuhan peluruh.
Curah hujan di kawasan hutan gugur yaitu kisaran 750 hingga 1.000 mm/tahun, dengan kisaran suhu dari 2 hingga 19 derajat Celcius. Hutan gugur dikenal juga dengan hutan muson atau hutan musim tropika.
Tumbuhan yang berada di dalam hutan ini biasanya memiliki ciri berdaun lebar, rapat, serta memiliki warna hijau di musim hujan. Contoh vegetasinya antara lain rotan, jati, damar, palem, pinus, pakis, cemara, dan bambu.
Floranya memang tidak banyak jenisnya. Namun, tanah di hutan ini termasuk subur, karena kaya akan unsur hara yang berasal dari daun gugur.
Berdasarkan jenis tumbuhan tersebut, hutan ini dapat menjadi penghasil berbagai jenis kayu, misalnya jati dan rotan. Selain itu, juga dapat mengatur iklim dan persediaan air tanah, serta menjadi sumber oksigen.
Selain itu, hutan ini juga dapat menjadi rumah untuk berbagai fauna yang melakukan migrasi dan hibernasi. Contoh fauna tersebut yaitu beruang, rusa, musang, harimau, dan babi rusa.
Selain untuk tempat tinggal satwa, hutan ini juga dapat menjadi sumber makanan serta menjaga kestabilan air. Di Indonesia, hutan gugur dapat ditemui di Sulawesi, Maluku, Bali, Jawa, dan Nusa Tenggara.
7. Hutan Sabana
Jenis hutan selanjutnya adalah hutan sabana. Hutan ini diisi oleh padang rumput serta di sekelilingnya terdapat semak serta pepohonan, biasanya yang sejenis akasia dan palem. Persebaran pohonnya tidak rata dengan hamparan rumput yang mendominasi.
Hutan sabana dapat terletak di dataran yang rendah serta tinggi, khususnya di wilayah beriklim subtropis dan tropis.
Fauna yang tinggal di hutan ini adalah yang mampu hidup di tempat kering, misalnya jerapah, singa, macan tutul, rusa, kuda nil, badak, burung unta, unta, gajah, zebra, serta rubah.
Selain menjadi tempat tinggal beragam satwa, hutan sabana juga dapat menjadi penyimpan cadangan air serta menjaga keseimbangan ekosistem. Karena dapat menjadi lahan ternak, maka hutan ini juga dapat membantu perekonomian masyarakat.
Fungsi lainnya yakni dapat menjadi tempat wisata jika dikelola. Di beberapa hutan, dapat pula menjadi lahan penelitian.
Hutan sabana dapat ditemui di berbagai kawasan Indonesia, misalnya di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Timur.
8. Hutan Stepa
Selanjutnya, hutan stepa yang terbilang mirip dengan hutan sabana, yaitu hamparan padang rumput. Perbedaan dari kedua hutan ini yaitu komposisi dari vegetasi di dalamnya.
Berbeda dengan hutan sabana, hutan stepa hanya diisi oleh jenis rumput tanpa vegetasi semak ataupun pepohonan. Di kawasan hutan stepa, curah hujan yang terbilang rendah serta tidak merata, sehingga jenis pohon dan semak tidak dapat tumbuh.
Di Indonesia, hutan stepa dapat ditemui di Nusa Tenggara serta Pulau Timor, karena didukung oleh cuaca serta curah hujannya.
Karena berbentuk padang rumput, hutan stepa dapat menjadi tempat yang cocok untuk beberapa jenis fauna, misalnya kelompok hewan ternak seperti sapi dan kambing.
Selain itu, hutan ini juga sangat menarik untuk menjadi tempat wisata. Hal ini membuatnya memiliki berbagai dampak ekonomi yang bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
9. Hutan Rawa
Hutan rawa merupakan hutan yang menjadi tempat tinggal bagi berbagai tanaman yang hidup dan berkembang di kawasan genangan air tawar atau akan tergenang oleh air tawar pada musim tertentu.
Biasanya, jenis hutan ini berlokasi di kawasan sekitar aliran sungai yang menggenang ketika musim hujan hingga membentuk rawa.
Vegetasi yang hidup di sini misalnya palem, sagu, jamur, lumut, rumput, semanggi, eceng gondok, dan berbagai jenis paku.
Hutan rawa memiliki ciri yaitu tergenang oleh air dan dasarnya merupakan gambut yang membentuk tanah. Tanah tersebut bukanlah tanah yang keras, bisa dibilang seperti lumpur.
Selain berdasarkan ciri-ciri dan vegetasinya. Hutan juga dapat diklasifikasi berdasarkan fungsinya. Menurut fungsinya, hutan terbagi menjadi hutan lindung, hutan produksi, hutan suaka alam, dan hutan wisata.
Karena memiliki berbagai fungsi yang vital, maka menjaga hutan menjadi kewajiban bagi setiap orang. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan selalu memperhatikan kelestarian lingkungan sekitar.
Jika Anda memiliki suatu industri, ada baiknya selalu memperhatikan aspek lingkungan, sehingga ekosistem dapat terjaga dengan baik.
Mutu International sebagai pemberi layanan dan sertifikasi, dapat membantu Anda untuk mewujudkan industri yang ramah lingkungan sehingga dapat menjaga berbagai jenis hutan. Jika Anda tertarik untuk melakukan kerja sama atau mengambil sertifikasi, dapat langsung mengunjungi Mutu International.
Kami melayani berbagai jasa pengujian, inspeksi, dan sertifikasi untuk berbagai macam industri. Tim ahli kami yang didukung oleh pengalaman selama lebih dari 30 tahun, bekerja untuk mengidentifikasi masalah dan menyarankan solusi yang sesuai, guna meningkatkan kinerja perusahaan Anda secara efektif dan efisien.
Silahkan hubungi MUTU International melalui E-Mail: [email protected], Telepon: (62-21) 8740202 atau kolom Chat box yang tersedia. Hubungi MUTU International sekarang juga. Follow juga seluruh akun sosial media MUTU International di Instagram, Facebook, Linkedin, Tiktok, Twitter , Youtube dan Podcast #AyoMelekMUTU untuk update informasi menarik lainnya.