08 Mei Masa Depan Bursa Karbon di Era Perubahan Iklim Global
Masa Depan Bursa Karbon di Era Perubahan Iklim Global
Perdagangan bursa karbon merupakan sebuah aktivitas jual beli izin emisi karbon serta kredit karbon. Tujuan dari aktivitas ini yaitu sebagai upaya berkelanjutan dalam mengurangi emisi karbon dan perubahan iklim.
Adanya perdagangan karbon dapat menciptakan insentif bagi banyak perusahaan yang berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca. Caranya yaitu dengan menjual kredit karbon atau izin emisi.
Proses Penetapan Bursa Karbon
Meskipun berdampak baik bagi lingkungan, proses penetapan bursa karbon tidak dapat dilakukan begitu saja. Ada sederet proses yang perlu dilakukan, di antaranya:
-
Menetapkan Batas Emisi
Pemerintah akan menentukan batas maksimal emisi gas rumah kaca bagi sektor atau perusahaan tertentu. Biasanya, batas ini akan ditetapkan sesuai target pengurangan nasional dan internasional untuk menanggulangi perubahan iklim.
-
Merilis Izin atau Carbon Credit
Badan otoritas yang memiliki kewenangan akan merilis izin kredit karbon bagi proyek atau perusahaan yang telah memenuhi syarat yang ditentukan. Izin ini akan mencerminkan jumlah emisi gas yang mendapat izin. Selain itu, izin ini juga dapat mewakili jumlah karbon yang berhasil dipangkas oleh suatu proyek.
-
Perdagangan Carbon Credit
Perusahaan yang mengeluarkan emisi dengan kadar yang lebih tinggi dari izin yang diterima dapat membeli izin tambahan dari perusahaan lain yang memiliki surplus kredit karbon. Perusahaan atau proyek yang berhasil mengurangi emisi dapat menjual kredit karbon yang mereka miliki pada perusahaan lain yang membutuhkannya.
-
Monitoring dan Pelaporan Emisi
Proyek atau perusahaan yang turut serta dalam bursa karbon harus memantau emisi yang dikeluarkan secara berkala, lalu melaporkan data tersebut pada badan otoritas yang memiliki kewenangan. Tujuan dari laporan ini yaitu untuk memastikan transparansi dan akurasi dari data emisi.
-
Verifikasi Emisi
Data emisi yang dilaporkan oleh proyek atau perusahaan harus mendapat verifikasi dari pihak ketiga independen sehingga dapat dipastikan kebenaran atau keandalan dari informasi yang dilaporkan.
-
Penyesuaian
Berdasarkan hasil verifikasi dan evaluasi pada pencapaian target pengurangan emisi, perdagangan karbon dapat melakukan penyesuaian kembali batas emisi yang sudah ditentukan.
Tantangan Bursa Karbon di Indonesia
Adanya peluncuran perdagangan karbon di Indonesia telah menimbulkan sejumlah pertanyaan. Salah satunya yaitu apakah Indonesia akan mampu mengelola transaksi ini atau tidak. Tidak adanya ekosistem bursa yang cukup komprehensif, pemerintah akan membutuhkan planning dan implementasi yang matang.
Sudah terdapat banyak antusiasme yang ditunjukkan oleh adanya 13 transaksi dengan total volume setara 459.914 metrik ton CO2 dengan harga unit sekira USD 4,51 dan didominasi oleh BUMN di hari pertama perilisannya.
Hal tersebut menunjukkan bahwa butuh waktu yang cukup panjang (hampir satu dekade) untuk dapat membangun sebuah ekosistem pasar yang kuat. Kredibilitas, validasi, serta transparansi data merupakan aspek fundamental yang harus diperhatikan oleh pemilik kepentingan.
Adapun pemangku kepentingan yang dimaksud seperti OJK, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan lainnya.
Integrasi pasar yang terjadi antara perdagangan karbon pada sektor kepatuhan yang akan datang dan sektor tenaga listrik dengan bursa karbon yang baru saja diluncurkan haru memiliki satu sistem dan penetapan harga yang seragam. Pasalnya, saat ini pasar didominasi oleh pihak sukarela.
Tidak hanya itu, sangat penting juga untuk menjaga keseimbangan antara permintaan dan pasokan di pasar agar antusiasme pasar terjaga dan transaksi lebih lancar.
Hal ini dapat berkaca pada Skema Perdagangan Emisi Uni Eropa (EU ETS). Kelebihan pasokan yang dialami mereka menyebabkan harga karbon hampir mencapai angka nol pada 2007. Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan pencegahan agar harga karbon tetap kompetitif.
Di samping itu, perdagangan karbon memungkinkan perusahaan dari luar Indonesia akan berpartisipasi dalam perdagangan karbon ini. Akibatnya, kebocoran karbon dapat terjadi bila harga tidak kompetitif dan perusahaan dalam negeri tidak mendapatkan manfaatnya.
Peluang Bursa Karbon di Indonesia
Indonesia memiliki potensi yang cukup signifikan untuk dapat mengembangkan perdagangan karbon. Pasalnya, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki emisi gas rumah kaca dengan kadar yang tinggi.
Emisi ini berasal dari kebakaran hutan, deforestasi, serta pelepasan gas yang berasal dari sektor energi. Oleh karena itu, Indonesia dapat memanfaatkan bursa karbon sebagai media untuk menurunkan emisi dan mendapatkan manfaat secara ekonomi.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI memperkirakan bahwa potensi perdagangan karbon di Indonesia dapat mencapai Rp350 triliun. Pasalnya, Indonesia mampu menurunkan karbon hingga 113,18 gigaton.
Nilai tersebut didapatkan dari luasnya hutan hujan tropis di Indonesia yang merupakan terbesar ketiga. Dengan luas area sekitar 125,9 juta hektare, hutan tersebut mampu menyerap emisi hingga 25,18 miliar ton. Adapun potensi perdagangan karbon di Indonesia, di antaranya:
-
Reduksi Emisi Lahan dan Hutan
Degradasi hutan dan deforestasi dapat menjadi hal yang menyumbang emisi gas rumah kaca terbesar di Indonesia. Namun, dengan program restorasi lahan, penghijauan, serta konservasi hutan, emisi di Indonesia dapat diturunkan sehingga mendapat kredit karbon yang bisa diperjualbelikan secara internasional.
-
Pengelolaan Limbah
Pengelolaan limbah yang dilakukan secara efektif bisa membantu menurunkan emisi metana dan gas rumah kaca yang sangat berpotensi.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan perbaikan infrastruktur pengolahan limbah dan menurunkan pengeluaran emisi metana, Indonesia bisa mendapat kredit karbon untuk diperjualbelikan.
-
Proyek Energi Baru
Indonesia juga memiliki potensi yang cukup besar dalam mengembangkan sumber energi baru. Misalnya, energi angin, surya, dan biomassa. Investasi yang dilakukan pada proyek-proyek ini dapat menurunkan emisi dari sisi energi serta menghasilkan kredit karbon untuk diperdagangkan di bursa karbon.
-
Penghematan Karbon dan Efisiensi Energi
Dengan upaya efisiensi energi pada sektor transportasi, bangunan, dan industri, dapat membantu mengurangi emisi dari gas rumah kaca.
Upaya yang dapat dilakukan seperti menggunakan teknologi ramah lingkungan, bangunan hemat energi, dan transportasi berkelanjutan, dapat membantu menciptakan peluang untuk transaksi karbon.
-
Mekanisme Pembangunan Bersih dan Proyek Hijau
Potensi bursa karbon juga didapatkan dari program-program proyek hijau. Salah satunya yaitu mekanisme pembangunan bersih (clean development mechanism) yang berjalan di bawah naungan Protokol Kyoto. Berkat program tersebut, Indonesia bisa mengajukan proyek emisi gas rumah kaca dan mendapat carbon credit.
Di samping itu, Indonesia sudah menunjukkan komitmen untuk mengatasi perubahan iklim atau mengurangi emisi dengan menerapkan sejumlah program nasional dan kebijakan.
Dalam hal ini, pengembangan mekanisme perdagangan karbon bisa menjadi instrumen yang cukup efektif untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan sambil membuka peluang investasi agar mendapat pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Perdagangan bursa karbon di Indonesia memiliki tantangan dan potensi tersendiri. Dalam hal ini, pemerintah terus mengupayakan agar indonesia dapat turut serta dalam perdagangan ini demi menurunkan emisi karbon dan gas rumah kaca di dunia. Untuk ikut berpartisipasi dalam pengurangan emisi, Anda bisa mengikuti verifikasi bersama MUTU International.