03 Feb Pentingnya Penerapan Manajemen K3 Laboratorium
Di dalam perusahaan, instansi, ataupun lembaga pendidikan, laboratorium merupakan tempat yang penting. Karena menjadi lokasi untuk melakukan penelitian, pengujian produk, dan analisa. Untuk menjaga keamanan selama beraktivitas di dalam lab, diperlukan K3 laboratorium yang jelas dan komprehensif.
Setiap petugas ataupun orang yang masuk ke dalam laboratorium wajib mematuhi aturan K3 yang berlaku supaya keamanan dan keselamatannya terjamin. Selain itu para pekerja juga bisa terhindar dari risiko kecelakaan dan jenis bahaya lainnya.
Manfaat Manajemen K3 Laboratorium
Pada umumnya tujuan penerapan K3 adalah untuk memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. Tujuan lainnya untuk mencegah dan mengurangi risiko kecelakaan kerja atau penyakit yang diakibatkan aktivitas pekerjaan.
Oleh karena itu, penerapan K3 ini akan sangat bermanfaat bagi para petugas. Memberikan jaminan agar pegawai memperoleh rasa aman dan nyaman dalam bekerja. Adapun manfaat manajemen K3 laboratorium yaitu:
- Menjaga keselamatan, kesehatan, dan juga kesejahteraan individu yang bekerja di dalam laboratorium
- Mencegah pihak lain baik individu maupun kelompok, terkena risiko atau terganggu kondisi kesehatannya, akibat aktivitas di laboratorium
- Mengontrol penggunaan dan penyimpanan bahan-bahan yang beracun, korosif, mudah terbakar, mudah meledak, dan menyebabkan iritasi
- Mengontrol proses pelepasan bahan berupa gas dan zat yang berbau ke udara. Memastikan gas tersebut tidak akan berdampak negatif pada lingkungan sekitar.
Bahaya yang Dapat Muncul di Laboratorium
Bekerja di dalam laboratorium memiliki risiko dengan tingkat bahaya yang cukup tinggi. Sebagai laboran, pegawai perlu berhati-hati dan waspada dengan risiko pekerjaan. Karena dampaknya tidak hanya menimpa pegawai tapi juga bisa terkena ke masyarakat.
Berikut ini bahaya yang bisa muncul jika pihak perusahaan atau lembaga tidak menerapkan K3 Laboratorium:
1. Keadaaan Darurat Berskala Besar serta Situasi Sensitif
Operasional laboratorium dapat terganggu bila terjadi suatu peristiwa berskala besar atau situasi yang sensitif. Misalnya seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, pandemi, dan pemadaman listrik.
Selain itu tumpahan bahan beracun atau lepasnya bahan berbahaya juga termasuk ke dalam keadaan darurat. Begitu juga bila peralatan, bahan, dan data dari dalam laboratorium hilang. K3 laboratorium diberlakukan untuk mencegah hal-hal tersebut terjadi.
2. Bahaya Hayati
Bahaya hayati atau biologis yaitu berkaitan dengan aktivitas pengamatan dan penelitian di dalam laboratorium klinis misalnya laboratorium mikrobiologi. Namun bisa juga terjadi di laboratorium lain.
Bahaya biologis dapat menimpa pegawai dan mempengaruhi kesehatan tubuh. Akibat kontaminasi organisme ataupun bahan yang berasal dari organisme tertentu, dapat mengganggu kesehatan manusia. Hal tersebut bisa muncul dari sampel penelitian, bakteri, virus, jamur atau parasit.
3. Paparan Bahan Beracun
Selain bahaya hayati, tanpa adanya K3 laboratorium pegawai juga bisa terkena paparan bahan kimia yang beracun. Selain itu, perlu diingat bahwa semua zat kimia tidak sepenuhnya aman. Hampir semua bahan kimia bisa menimbulkan dampak berbahaya, jika tersentuh dalam waktu yang lama.
4. Bahan Kimia yang Mudah Terbakar, Reaktif, dan Eksplosif
Pekerja laboratorium dan tamu kunjungan harus berhati-hati serta memperhatikan simbol bahan-bahan kimia untuk keselamatan kerja. Terdapat beberapa simbol bahan kimia untuk menandakan apakah suatu zat kimia bersifat reaktif, eksplosif, dan lain sebagainya.
Simbol tersebut berupa gambar tertentu dengan bentuk segitiga. Jika orang yang berada di laboratorium bisa membaca simbol bahan kimia dan mengikuti K3 laboratorium, maka mereka bisa terhindar dari risiko kontak langsung dengan bahan kimia yang berbahaya.
Selain itu ada juga jenis bahaya lain yang mungkin terjadi di laboratorium. Misalnya bahaya yang diakibatkan listrik, seperti tersengat listrik, hubungan arus pendek, hingga kebakaran. Kemudian ada juga risiko psikologis dan ergonomis yang membuat pegawai mengalami kelelahan dalam bekerja.
Penerapan Manajemen K3 Laboratorium
Supaya terhindar dari kondisi ataupun situasi bahaya, maka perlu diterapkan manajemen K3. Berisikan berbagai macam prosedur yang perlu diikuti, guna menjaga keamanan pegawai dan orang lain yang sedang berada di dalam laboratorium.
Secara umum, siapapun yang sedang berada di dalam laboratorium harus berhati-hati. Tidak boleh menghirup uap dari bahan kimia, mencicipi sesuatu kecuali kalau diperbolehkan. Serta jangan sampai ada kontak langsung dengan bahan kimia apapun.
Sedangkan untuk para pegawai di dalam laboratorium, mereka harus menerapkan K3 laboratorium. Berikut ini beberapa prosedur yang termasuk K3 untuk laboratorium:
1. Pakaian Laboratorium
Ketika memasuki ruang lab, tubuh harus dilindungi dengan pakaian dan alat pelindung. Mulai dari jas lab, sarung tangan, kacamata, dan penutup rambut. Rambut harus diikat dan ditutup untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
Selain itu di dalam lab sebaiknya menggunakan alas kaki berupa sepatu keamanan (safety shoes), untuk memberikan perlindungan menyeluruh pada kaki. Kemudian hindari mengenakan perhiasan yang dapat rusak bila terkenan bahan kimia.
2. Pemindahan Bahan Kimia
Aktivitas yang cukup sering dilakukan di dalam lab adalah memindahkan bahan kimia. Ketika memindahkan zat tertentu petugas harus membaca label di wadah dan pastikan tidak salah mengambil bahan.
Serta jangan mengembalikan suatu bahan kimia ke dalam tempat atau botol yang semula. Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan kontaminasi. Selain itu, cara memindahkan bahan kimia padat berbeda dengan bahan kimia yang cair.
Ketika memindahkan bahan kimia yang padat, petugas harus menggunakan sendok sungu ataupun alat lain asalkan tidak terbuat dari logam. Satu sendok hanya untuk satu jenis bahan kimia. Ketika mengambil bahan, wadah asli tidak boleh terbuka terlalu lama untuk menjaga agar tidak terjadi kontaminasi.
Sedangkan untuk bahan kimia yang cair, cara memindahkan zat kimia menggunakan batang pengaduk dan pipet. Botol yang menjadi wadah bahan kimia harus dibuka dengan hati-hati dan tutupnya tidak boleh ditaruh sembarangan di atas meja, agar bahan tidak terkontaminasi.
3. Memanaskan Bahan Kimia
Petugas seringkali harus memanaskan bahan kimia di dalam tabung reaksi atau gelas kimia. Ketika melakukan proses memanaskan suatu zat di dalam tabung reaksi pastikan isinya sepertiga.
Api pemanas diposisikan di bawah larutan, lalu tabung reaksi digoyang supaya pemanasannya merata. Kemudian pastikan mulut tabung reaksi mengarah ke tempat yang kosong. Supaya bila ada percikan tidak akan mengenai petugas.
Sedangkan jika petugas menggunakan gelas kimia, memanaskan larutan harus dibantu dengan kaki tiga untuk menopang gelas. Lalu letakkan batang gelas ataupun batu didih di dalam gelas kimia untuk menghindari pemanasan yang mendadak.
4. Peralatan Laboratorium dan Cara Kerja
K3 laboratorium juga mengatur penggunaan peralatan di dalam lab supaya terhindar dari potensi kecelakaan kerja. Petugas harus menggunakan peralatan laboratorium dengan hati-hati dan teliti.
Misalnya saat memegang botol reagen, area telapak tangan harus memegang bagian botol yang terdapat label. Kemudian banyak peralatan lab yang terbuat dari gelas dan benda pecah belah lainnya. Jadi pastikan petugas selalu mengenakan sarung tangan saat berada di dalam lab.
5. Aturan Pembuangan Limbah
Aktivitas di dalam laboratorium akan menghasilkan limbah. Sisa bahan kimia yang menjadi lebih harus ditangani dengan prosedur yang tepat. K3 laboratorium akan mengatur ketentuan pembuangan limbah.
Misalnya limbah tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan. Setiap jenis limbah yang berbeda ditempatkan di wadah yang berbeda atau harus dipilah. Yaitu terdiri dari limbah organik, limbah padat, limbah cair, dan limbah berbahaya beracun.
6. Penanggulangan Risiko Terkena Bahan Kimia
Ketika petugas atau siapapun terkena bahan kimia langkah pertama adalah tidak boleh panik. Minta bantuan rekan terdekat, kemudian bersihkan bagian tubuh yang terkena langsung dengan bahan kimia.
Jika zat kimia mengenai kulit, jangan digaruk atau diusap dengan tangan, keringkan dulu lalu oleskan salep levertran yang bisa mengobati luka bakar. Tapi jika kondisinya cukup serius segera bawa ke ruang medis atau rumah sakit untuk penanganan yang lebih tepat.
Begitu banyaknya risiko bahaya yang bisa muncul di dalam laboratorium membuat penerapan K3 laboratorium menjadi suatu hal yang mutlak. K3 di dalam lab juga termasuk ke dalam implementasi aturan K3 secara keseluruhan di lokasi kerja.
Untuk menjamin pelaksanaan K3 berjalan dengan baik dan efisien diperlukan proses audit Sistem Manajemen K3 (SMK3) oleh lembaga audit independen yang telah ditunjuk pemerintah.
Baca juga: Alat Pelindung K3 Beserta Fungsinya
Anda dapat mengajukan sertifikasi SMK3 di Mutu International yang telah ditunjuk oleh kementerian tenaga kerja, untuk melakukan audit K3. Mutu International sudah berpengalaman dalam bidang Pengujian, Inspeksi, dan Sertifikasi sejak 1990. Serta telah dipercaya oleh 3.000 lebih perusahaan.
Silahkan hubungi MUTU International melalui E-Mail: [email protected], Telepon: (62-21) 8740202 atau kolom Chat box yang tersedia. Hubungi MUTU International sekarang juga. Follow juga seluruh akun sosial media MUTU International di Instagram, Facebook, Linkedin, Tiktok, Twitter , Youtube dan Podcast #AyoMelekMUTU untuk update informasi menarik lainnya.