RI Stop Ekspor, Malaysia Bakal Rajai Pasar Sawit Dunia?

Jakarta – Malaysia disebut-sebut akan merajai pangsa pasar kelapa sawit (CPO) dunia. Negara itu memiliki peluang untuk mengambil kesempatan dari kebijakan di Indonesia yang menghentikan sementara ekspor CPO dan minyak goreng.

Indonesia sendiri merupakan salah satu produsen eksportir terbesar untuk CPO. Dengan dihentikannya ekspor CPO tentu negara-negara tujuan ekspor akan mencari sumber-sumber baru.

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan salah satu yang bisa mengambil kesempatan dari kebijakan ini adalah Malaysia. Selain itu banyak juga negara-negara yang memproduksi komoditas pengganti CPO seperti sunflower oil yang bisa ambil keuntungan.

“Pelarangan ekspor juga akan untungkan Malaysia sebagai pesaing CPO Indonesia, sekaligus negara lain yang produksi minyak nabati alternatif seperti soybean oil, rapeseed oil dan sunflower oil yakni AS dan negara di Eropa,” tuturnya kepada detikcom, Minggu (24/4/2022). Menurut Bhima, permasalahan minyak goreng di dalam negeri sebenarnya karena lemahnya pengawasan untuk produsen dan distributor. Sehingga pelarangan ekspor dinilai tidak tepat.

“Apakah harga minyak goreng akan turun? Belum tentu harga akan otomatis turun kalau tidak dibarengi dengan kebijakan HET di minyak goreng kemasan. Produsen juga bisa kurangi kapasitas produksi minyak goreng karena permintaan berkurang. Yang dirugikan harga TBS (tandan buah segar) di level petani akan anjlok,” terangnya.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet menambahkan, negara-negara seperti India dan China yang merupakan importir utama produk CPO akan mencari pasar alternatif lain selain Indonesia.

“Tidak hanya Malaysia yang akan mengambil keuntungan tetapi juga negara produsen CPO lainnya seperti negara-negara di Amerika Latin,” ucapnya.

Di sisi lain, lanjut Yusuf, kebijakan ini juga tentu menghilangkan potensi penerimaan negara terutama dari sisi bea keluar khusus untuk produk CPO.

“Namun demikian saya kira penurunan penerimaan bea keluar dari CPO dan produk turunannya masih dapat dikompensasi dari kenaikan setoran dari komoditas lain,” tambahnya.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), India berada di urutan pertama sebagai negara tujuan ekspor CPO dari Indonesia. Pada periode Januari-Februari 2022 nilainya mencapai US$ 997,4 juta.

Posisi kedua adalah Pakistan. Negara ini mengimpor CPO dari Indonesia periode Januari-Maret 2022 nilainya mencapai Rp 745,5 juta.

Ketiga adalah Amerika Serikat yang mengimpor CPO dari Indonesia pada periode Januari-Maret 2022 nilainya mencapai US$ 516 juta. Kemudian diikuti negara-negara seperti Malaysia, Bangladesh, China, Mesir, Rusia, Spanyol dan Filipina.

Sumber :

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6048717/ri-stop-ekspor-malaysia-bakal-rajai-pasar-sawit-dunia.