Sinergi Indonesia dalam mendukung Perbaikan Iklim

Sinergi Indonesia dalam mendukung Perbaikan Iklim

Dalam mencapai tujuan perbaikan iklim di Indonesia, beragam strategi dan berbagai elemen harus bersatu padu dan bersinergi bersama.

Elemen ini meliputi pemerintah, pelaku usaha, masyarakat, dan akademisi yang diharapkan dapat berkontribusi di bidangnya masing-masing untuk membantu mencapai tujuan perbaikan iklim di Indonesia.

Pemerintah

Pemerintah merupakan aktor utama dalam membentuk agenda iklim nasional, menetapkan target, membuat kebijakan, menegakkan regulasi dan berkoordinasi dengan lintas sektor termasuk bekerja sama dengan pihak lain dalam skala nasional dan internasional.

Pembuat kebijakan

Pemerintah Indonesia telah mengembangkan langkah-langkah perbaikan iklim, dengan meratifikasi Paris Agreement to the United Nation Framework Convention on Climate Change (Persetujuan Paris atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim) dalam Undang-Undang No. 16 Tahun 2016.

Target Nationally Determined Contributions (NDC) atau kontribusi Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca pada tahun 2030 guna mendukung perbaikan iklim adalah pengurangan emisi sebesar 31,89% dengan upaya sendiri, dan pengurangan emisi sebesar 43,2% dengan kerja sama internasional dari kegiatan business as usual.

Selain itu, dalam hal pembuat dan menegakkan kebijakan pemerintah juga turut membuat beberapa regulasi yang mendukung perbaikan iklim, seperti Peraturan Pemerintah No. 112 Tahun 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Pembangkit Listrik dari Sumber Energi Terbarukan yang mengatur dan membatasi penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara, serta Peraturan OJK No. 12 Tahun 2023 mengenai Perdagangan Karbon.

Gerbang awal investasi

Sebagai regulator, Pemerintah juga memiliki kunci sebagai garda terdepan investasi. Investasi ini dapat dilakukan baik dengan pengusaha lokal maupun internasional yang mendukung proyek hijau, seperti pengembangan energi terbarukan, pertanian berkelanjutan. penanaman kembali hingga riset dan pengembangan teknologi bersih.

Investasi ini juga dapat berasal dari transfer teknologi, kontribusi terhadap asosiasi internasional seperti ASEAN climate action plans, turut serta dalam konferensi internasional yang berfokus pada isu iklim, serta berkomitmen dalam agenda iklim global, seperti meratifikasi Paris Agreement.

Pelaku Usaha

Pelaku usaha selaku sektor privat juga dapat mendukung perbaikan iklim di Indonesia dengan melakukan inovasi, mempraktikkan kegiatan berkelanjutan, hingga mengimplementasikan teknologi rendah karbon. Tak hanya itu, peran pelaku usaha juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan dalam sektor ekonomi hijau.

Mengimplementasikan kegiatan berkelanjutan

Kegiatan berkelanjutan ini dapat dilakukan dengan aksi tanggung jawab sosial dan lingkungan atau corporate social responsibility (CSR) yang dapat dilakukan dengan cara mengurangi jejak karbon, mendukung efisiensi energi serta mendukung proyek-proyek yang berfokus pada perbaikan iklim dan lingkungan.

Secara internal, perusahaan juga dapat mengembangkan rantai pasok berkelanjutan dengan meminimalisir dampak terhadap lingkungan seperti menggunakan material mentah secara bijak, mengurangi produksi limbah, dan mengimplementasikan prinsip ekonomi sirkular.

Tak hanya itu, perusahaan juga dapat mengembangkan sayap dalam teknologi hijau seperti berinvestasi dan menambah fokus pada energi terbarukan, sehingga bisnis yang dijalankan dapat menggunakan tenaga energi baru terbarukan, seperti listrik yang diambil dari panel surya.

Secara eksternal, perusahaan dapat berkolaborasi dengan perusahaan dalam lingkup industri yang sama untuk mencapai fokus perbaikan iklim dan mengurangi emisi. Skema kerja sama sektor publik dan privat (public private partnership) juga dapat dijalankan dengan berfokus pada proyek infrastruktur berskala besar yang mendukung pencapaian target ramah lingkungan.

Advokasi juga dapat dilakukan pengusaha guna mendorong dibuatnya kebijakan iklim yang lebih spesifik, dengan mengerahkan power yang dimiliki pengusaha untuk mendorong pemerintah. 

Pengusaha juga dapat menjadi pemimpin pasar yang menjadi benchmark bagi pengusaha-pengusaha lain untuk dapat bergerak dalam bidang lingkungan yang berkelanjutan.

Masyarakat

Masyarakat dengan massa yang sangat besar memerankan peran penting untuk meningkatkan kesadaran, dan mengadvokasi hal-hal yg berkaitan dengan perbaikan iklim untuk mencapai net zero emission. Elemen masyarakat ini dapat berbentuk organisasi non profit, komunitas, dan masyarakat secara keseluruhan.

Membentuk kesadaran dan melakukan advokasi

Organisasi non profit dan komunitas yang bergerak di bidang lingkungan, maupun individu yang aktif menganut sustainable lifestyle dapat melakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran terkait perubahan iklim seperti mendukung sustainable lifestyles, mendorong partisipasi publik dalam hal konservasi energi, penanaman kembali dan sebagainya.

Di sini, organisasi non profit juga dapat berperan sebagai tonggak advokasi yang memonitor pemerintah dan meminta akuntabilitas pemerintah atas komitmen iklim yang dibuat pemerintah.

Keterlibatan komunitas

Mengimplementasikan proyek berbasis komunitas yang berkontribusi terhadap lingkungan juga dapat dilakukan seperti kegiatan penanaman mangrove yang mengajak warga di sekitar pesisir.

Selain itu, kegiatan edukasi dan pelatihan seperti lokakarya pertanian berkelanjutan, edukasi terkait kesiapan menghadapi bencana dan edukasi terkait pentingnya efisiensi energi juga dapat dilakukan oleh komunitas untuk memberikan dampak nyata kepada masyarakat.

Akademisi dan Lembaga Penelitian

Akademisi dan lembaga penelitian memiliki kontribusi dalam menghasilkan pengetahuan sains dan inovasi teknologi yang penting bagi pembuat keputusan untuk menentukan aksi perbaikan iklim.

Melakukan penelitian terkait dampak perubahan iklim, dan pengembangan teknologi untuk mengurangi emisi dan meningkatkan ketahanan iklim dapat menjadi peran penting bagi langkah Indonesia dalam mencapai perbaikan iklim.

Mengintegrasikan edukasi terkait perubahan iklim dalam tingkatan pendidikan formal dan memasukkannya ke dalam kurikulum sekolah dan perguruan tinggi juga dapat menciptakan generasi yang sigap dan sadar terkait tantangan iklim.