Sebaran Hutan Hujan Tropis di Indonesia

Kriteria Kematangan Buah Sawit dan Pupuk Perangsang Buah

Buah kelapa sawit (Elaeis guineensis) memiliki peran penting dalam ekonomi Indonesia sebagai salah satu komoditas ekspor terbesar. Sebab, minyak yang dihasilkan dari buah sawit digunakan dalam berbagai sektor industri.

Namun, tingkat kematangan buah yang tepat adalah faktor kunci untuk memastikan kuantitas dan kualitas minyak yang dihasilkan. Karena itu, penting bagi pihak petani maupun pelaku industri sawit lainnya untuk mengenali kriteria kematangan buah kelapa sawit yang tepat.

 

Kriteria Kematangan Buah Sawit

Untuk menentukan apakah buah kelapa sawit sudah siap panen atau belum, ada beberapa kriteria khusus yang dapat dijadikan sebagai patokan atau penanda. Mulai dari perubahan warna kulit buah hingga jumlah brondolan yang terlepas, berikut ini rincian lengkapnya:

1. Perubahan Warna Kulit Buah

Salah satu indikator utama kematangan buah kelapa sawit adalah perubahan warna kulitnya. Saat buah matang, warna kulitnya akan berubah dari kehitam-hitaman menjadi jingga kemerahan.

Proses perubahan warna ini disebabkan oleh akumulasi pigmen karotenoid, yang juga berperan dalam produksi vitamin A. Warna yang cerah menunjukkan kandungan karotenoid yang lebih tinggi, yang akan berdampak pada kualitas minyak sawit.

Namun, perlu diketahui bahwa warna kulit kelapa sawit bisa bervariasi tergantung pada perbedaan jenis atau varietas. Berdasarkan varietasnya, berikut ini perubahan warna kulit buah yang erlu diperhatikan oleh petani sawit:

a. Varietas Nigrescens

Kulit buah sawit yang masih muda pada varietas ini berwarna ungu kehitaman. Saat matang, warnanya akan berubah menjadi jingga kehitaman.

b. Varietas Virescens

Saat masih muda, buahnya memiliki kulit berwarna hijau. Namun saat mencapai tahap kematangan penuh, warnanya akan berubah menjadi jingga – merah, namun kehijauan pada sisa ujung buah masih bisa sedikit terlihat.

c. Varietas Albescens

Buah varietas Albescens yang masih mudah memiliki kulit berwarna putih. Kemudian saat matang, warnanya akan berubah menjadi kuning dengan ujung ungu kehitaman.

2. Jumlah Brondolan Buah Sawit

Proses kematangan juga ditandai dengan kemampuan buah untuk mudah terlepas dari tandan, yang disebut dengan istilah brondolan. Semakin matang buahnya, akan semakin mudah pula buah tersebut terlepas dari tandannya.

Namun, perlu diperhatikan bahwa standar jumlah brondolan buah kelapa sawit juga bisa berbeda-beda tergantung pada umur tanaman sawit tersebut dan total BJR (Berat Janjang Rata-Rata).

BJR adalah besaran rata-rata bobot janjang atau TBS (Tandan Buah Segar) dari sebuah blok panen kelapa sawit. Sebagai panduan untuk menilai tingkat kematangan buah sawit, berikut ini rincian lengkapnya.

a. Umur Tanaman 3 – 7 Tahun (BJR <10 kg)

Buah mentah : 0 – 9 butir/janjang

Buah matang : ≥10 butir/janjang

Buah lewat matang : >50% membrondol

Janjang busuk/kosong : >75% membrondol

b. Umur Tanaman 8 – 20 Tahun (BJR 10 – 20 kg)

Buah mentah : 0 – 13 butir/janjang

Buah matang : ≥14 butir/janjang

Buah lewat matang : >50% membrondol

Janjang busuk/kosong : >75% membrondol

c. Umur Tanaman <20 Tahun (BJR <25 kg)

Buah mentah : 0 – 24 butir/janjang

Buah matang : ≥25 butir/janjang

Buah lewat matang : >50% membrondol

Janjang busuk/kosong : >75% membrondol

 

5 Rekomendasi Pupuk Perangsang Buah Kelapa Sawit

Inilah Pupuk Sawit yang Tepat untuk Pemupukan

Dalam perkebunan sawit, pemilihan jenis dan pemberian dosis pupuk harus disesuaikan dengan fase perkembangan tanaman untuk merangsang pertumbuhan, pembungaan, dan produksi buah yang optimal. Berikut pilihan pupuk terbaik untuk merangsang buah sawit:

1. Pupuk Organik Bokashi

Pupuk bokashi terbentuk melalui fermentasi bahan-bahan organik seperti kotoran hewan dan serbuk gergaji, serta mengandung nutrisi yang mudah diserap oleh tanaman.

Kehadiran EM4 (Effective Microorganisms) dalam bokashi dapat membantu menekan mikroorganisme patogen. Karena itu, pupuk sangat ini direkomendasikan sebagai pupuk dasar yang diberikan setiap 6 bulan, cocok untuk pertumbuhan awal.

2. Pupuk Fosfor (Fosfat)

Pupuk fosfor mengandung unsur hara berupa fosfor yang penting untuk pertumbuhan dan pembungaan. Contoh pupuk fosfor yang bisa digunakan untuk merangsang buah sawit yaitu SP-36 atau pupuk phospat cair seperti agrophos.

3. Pupuk Kalium

Unsur kalium berperan mengatur buka tutup stomata dan memperkuat pertahanan alami tanaman yang diperlukan saat pembentukan buah dan fase pembungaan., agar tanaman kuat dan buahnya berkualitas. Biasanya, pupuk ini diberikan saat pemupukan dasar dan musim kemarau.

4. Pupuk Mikro Plant Activator

Sesuai namanya, pupuk mikro mengandung unsur hara mikro (Cl, Mo, Mn, Fe, Cu, dll.) penting dalam metabolisme tanaman. Biasa diberikan setelah 1 bulan usia tanaman dengan frekuensi 1-2 kali per bulan, dan bisa lebih intens saat fase generatif.

5. ZPT (Zat Pengatur Tumbuh)

Auksin dan Giberelin adalah rekomendasi jenis ZPT yang cocok untuk merangsang pembentukan bunga dan pertumbuhan buah kelapa sawit. Khususnya Giberelin yang bisa meningkatkan jumlah bakal buah jika diberikan sesuai tahap pertumbuhan.

Baca juga: Jangan Sampai Salah, Ini Urutan Pemupukan Kelapa Sawit Agar Cepat Berbuah

 

Mengapa Buah Sawit Harus Dipanen Tepat Waktu?

Lalu, mengapa buah kelapa sawit harus dipanen tepat waktu sesuai kriteria kematangan yang sesuai? Pada dasarnya, waktu pemanenan memiliki dampak signifikan terhadap kualitas dari minyak kelapa sawit yang akan dihasilkan. Adapun alasan lainnya adalah sebagai berikut:

1. Kandungan Minyak dan ALB (Asam Bebas Lemak)

Kandungan minyak pada buah kelapa sawit mencapai tingkat paling tinggi pada kondisi kematangan optimum. Jika dipanen pada tahap ini, maka kuantitas dan kualitas minyak yang diekstraksi dari buahnya akan semakin maksimal.

Sebab, buah yang belum matang memiliki kadar ALB yang rendah sehingga hasil rendemen minyaknya juga rendah. Jadi, waktu panen yang tepat sangat penting untuk menghasilkan minyak kelapa sawit dengan rendemen yang tinggi dan komposisi kimia yang sesuai.

2. Untuk Mencegah Stres pada Tanaman

Apabila panen dilakukan pada buah sawit yang belum cukup umur atau masih mengkal (belum matang sepenuhnya), hal ini berpotensi meningkatkan stres pada tanaman.

Sebab, kelapa sawit dapat mengalami gangguan jika buahnya dipanen sebelum waktunya. Stres pada tanaman dapat merusak pertumbuhan dan kesehatannya, serta berdampak pada munculnya rangsangan atau stimulus pembentukan bunga jantan yang tinggi namun dengan sex ratio yang rendah.

Artinya, pembentukan bunga betina yang menghasilkan buah dan minyak pada kelapa sawit dapat terganggu. Sehingga, hal ini dapat berdampak pada produksi minyak kelapa sawit di masa panen selanjutnya.

3. Untuk Mencegah Buah yang Busuk atau Rusak

Jika waktu panennya terlalu lama hingga mencapai kondisi buah lewat matang, maka buah sawit bisa rusak atau membusuk di batang. Kondisi buah yang busuk kemudian dapat menciptakan lingkungan yang lembab.

Jika dibiarkan, lingkungan lembab tersebut akan memicu pertumbuhan jamur patogen, contohnya seperti jenis Marasmius sp. yang berpotensi merusak hasil panen maupun kondisi tanaman secara keseluruhan.

4. Berdampak pada Harga Jual

Terakhir, panen yang terlalu cepat sebelum waktu kematangan yang ideal juga dapat berdampak pada harga jual buah kelapa sawit. Jika buah yang dijual petani masih tergolong mentah atau mengkal, akan mempengaruhi harga dari PKS.

Umumnya, PKS (Pabrik Kelapa Sawit) akan melakukan greeding atau meminta potongan harga yang besar jika menerima buah kelapa sawit mentah. Dampak ini bisa merugikan pihak petani karena hasil panen mereka dihargai lebih rendah.

Selain waktu panen buah sawit, sertifikasi kebun dan industri sawit juga turut mempengaruhi harga jualnya. Sebagai solusi, Anda bisa mengikuti sertifikasi standar ISPO, RSPO, atau MSPO melalui Mutu International.

Baca juga: Ikuti Cara Ini untuk Memilih dan Menanam Bibit Sawit

 

PT Mutuagung Lestari Tbk atau Mutu International merupakan perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1990. Kami melayani berbagai jasa pengujian, inspeksi, dan sertifikasi untuk berbagai macam industri. Tim ahli kami yang didukung oleh pengalaman selama lebih dari 30 tahun, bekerja untuk mengidentifikasi masalah dan menyarankan solusi yang sesuai, guna meningkatkan kinerja perusahaan Anda secara efektif dan efisien.

MUTU menyediakan jasa sertifikasi untuk berbagai sektor, yaitu sektor Pertanian (Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), dan lain-lain, Industri Jasa Publik (sistem manajemen mutu, sistem manajemen lingkungan, sistem manajemen keamanan informasi, dan lain-lain), Pangan (Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP)), sistem manajemen keamanan pangan, pangan organic, dan lain-lain), Ekonomi Hijau (sertifikasi gas rumah kaca, ISCC, dan lain-lain), Kehutanan (Forest Stewardship Council (FSC)), pengelolaan hutan produksi lestari, dan lain-lain) dan Produk Kehutanan (Ekolabel, Japanese Agricultural Standard (JAS), dan lain-lain).

Sejak berdirinya bergerak dibidang sertifikasi kehutanan dan industri yang telah memperoleh akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN), Badan Standarisasi Nasional (BSN), Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI), dan lembaga akreditasi mancanegara lainnya.Untuk melakukan pengurusan sertifikasi ISPO, Anda bisa menghubungi MUTU International.

Silahkan hubungi MUTU International melalui E-Mail: [email protected], Telepon: (62-21) 8740202 atau kolom Chat box yang tersedia. Hubungi MUTU International sekarang juga. Follow juga seluruh akun sosial media MUTU International di Instagram, Facebook, Linkedin, Tiktok, Twitter, Youtube dan Podcast #AyoMelekMUTU untuk update informasi menarik lainnya.